Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo menyebut gaya kepemimpinannya berbeda dengan mantan gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Pramono dan Ahok adalah rekan satu partai di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP.
“Kalau dulu Pak Ahok memimpin Jakarta dengan marah-marah, saya memimpin Jakarta dengan senyum saja,” kata Pramono saat memberi sambutan dalam malam apresiasi wajib pajak di Balai Kota Jakarta pada Selasa malam, 18 Juni 2025. Pernyataan itu Pramono sampaikan sambil berseloroh. Dalam acara itu, putra sulung Ahok, Nicholas Sean Purnama, turut hadir.
Menurut Pramono, Ahok memiliki gaya yang khas saat memimpin Jakarta pada 2014-2017. Ahok, kata Pramono, terkenal keras terhadap jajarannya di Pemerintah Provinsi Jakarta. “Pak Ahok ngancem-ngancem, ‘lu gue ganti lu, gue ganti,’” ucap Pramono menirukan Ahok.
Di sisi lain, Pramono menyebut dirinya adalah orang yang menyukai kenyamanan. “Saya adalah orang yang selalu melihat ke depan. Melihat ke depan itu lebih nyaman, enggak perlu ngomel-ngomel,” ucap dia.
Pramono menyampaikan dia berupaya menjalin hubungan baik dengan berbagai orang. “Kebersamaan, trust, dan sebagainya itu menjadi kata kunci,” kata mantan sekretaris kabinet era mantan presiden Joko Widodo itu.
Pramono memberi contoh saat dia melantik 61 pejabat baru di Pemerintah Provinsi Jakarta. Saat itu, Pramono mengklaim, tidak ada pejabat lama yang marah atau protes karena dicopot dari jabatan mereka.
Selain itu, Pramono mengklaim dirinya juga terbuka dengan orang-orang dengan pilihan politik yang berbeda darinya. Pramono menyebut tidak masalah jika ada aparatur sipil negara atau ASN Jakarta yang tidak memilih dirinya saat pilkada 2024 lalu. “Yang enggak milih saya enggak apa-apa, tetap mau saya promosikan, tetap saya angkat,” kata dia.
Adapun Ahok mencuat sebagai politikus lantaran mendampingi Jokowi menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017. Ahok kemudian menggantikan Jokowi sebagai gubernur setelah mantan wali Kota Solo itu maju sebagai presiden pada pilpres 2014. Namun, Ahok dijerat kasus penistaan agama pada Mei 2017, sehingga menyebabkan ia mendekam dua tahun penjara.