Di sela proses pendorongan jemaah haji dari Makkah ke Madinah dan pemulangan gelombang II yang terus berlangsung hingga 12 Juli 2025, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah mulai menerima rekomendasi soal persiapan haji Indonesia tahun depan. Salah satunya datang dari Deputi bidang Hubungan Luar Negeri Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi Hasan Munakirah.
Hasan meminta agar persiapan dilakukan lebih dini, sesuai tahapan yang sudah ditetapkan Arab Saudi. Ia menyatakan bahwa pemerintahnya telah memberikan timeline penyelenggaraan ibadah haji 1447 H/2026 H. Info tahapan haji tahun depan itu diberikan pada pertemuan penutupan penyelenggaran haji 2025 di Makkah, 12 Zulhijjah 1446 H atau 8 Juni 2025.
“Tahapan itu mulai dari penetapan kuota, penetapan lokasi di Masya’ir, persiapan kontrak, penentuan jemaah, pelunasan dan lainnya. Ini memang disarankan lebih awal,” kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) yang juga Penanggung Jawab Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Hilman Latief seusai pertemuan di Kantor Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi di Jeddah, Kamis, 26 Juni 2025.
“Tentu kami akan menyampaikan ini kepada stakeholders terkait untuk penyelenggaraan haji 1447 H. Semoga kita semua diberikan kemudahan,” sambungnya. Pertemuan itu dihadiri pula oleh Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis M Hanafi dan Konsul Haji pada KJRI Jeddah Nasrullah Jasam.
Hilman juga menyatakan bahwa baik Indonesia maupun Arab Saudi bersyukur seluruh persoalan yang muncul saat operasional haji bisa diselesaikan bersama-sama. “Kami semua bersyukur atas pertolongan Allah dan dengan kerja keras bahu membahu, persoalan yang muncul pada saat operasional (haji) bisa kita selesaikan bersama-sama,” ucapnya lagi.
Sebelumnya, nota diplomatik dari Duta Besar Arab Saudi di Jakarta perihal catatan penyelenggaraan haji 1446 H/2025 M bocor ke media massa. Nota diplomatik yang terbit pada 16 Juni 2025 itu hanya ditujukan pada tiga pihak, yakni Menteri Agama dan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, serta Direktur Timur Tengah pada Kementerian Luar Negeri.
Ada lima isu yang menjadi catatan dan tantangan saat masa operasional. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief merespons hal itu terkait dinamika penyelenggaraan ibadah haji yang sudah terselesaikan dan disampaikan penjelasannya kepada Kemenhaj.
“Alhamdulillah sebagian besar sudah bisa kita atasi di lapangan dan kita sampaikan penjelasannya kepada otoritas setempat. Surat tersebut berbicara tentang apa yang kita lakukan sejak dua sampai empat minggu lalu, yang tetap dimasukkan sebagai catatan untuk perbaikan oleh penyelenggara haji,” kata Hilman di Madinah, Jumat, 20 Juni 2025.
Sementara itu, operasional haji saat ini terfokus di Makkah dan Madinah. Proses pergerakan jemaah haji dari Makkah ke Madinah akan berlangsung hingga 2 Juli 2025. Artinya, selain menerima kedatangan jemaah dari Makkah, petugas Daker Madinah juga harus melayani kepulangan jemaah dari Kota Nabawi ke Tanah Air.
“Puncak pelayanan tahap terakhir berada di Madinah. Kami meminta jemaah terus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, baik pada saat perjalanan dari Makkah menuju Madinah, saat berkegiatan di Madinah untuk beribadah di Masjid Nabawi, di hotel Markaziyah, maupun saat berziarah,” kata Hilman.
Penyelenggaraan haji 1446 H masih akan berlangsung dua minggu ke depan. Proses pemulangan jemaah dari Madinah akan berlangsung hingga 10 Juli 2025, waktu Arab Saudi, atau 11 Juli 2025 waktu Indonesia. “Waktu masih panjang, saya berharap seluruh petugas tetap siap siaga, meski kondisi sudah melandai,” tutur Hilman.
Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), hingga hari ini, Minggu (29/6/2025), total jemaah haji yang sudah kembali ke Tanah Air sebanyak 125.786 orang dari 323 kloter. Hari ini direncanakan ada 18 kloter diterbangkan pulang ke Indonesia via Bandara Prince Mohammed bin Abdulaziz Madinah.