Piramida Giza selalu menjadi salah satu misteri terbesar dunia yang telah mengundang berbagai spekulasi selama berabad-abad. Berbagai teori piramida Mesir telah berkembang dari waktu ke waktu, mulai dari teori pembangunan konvensional hingga pandangan yang lebih kontroversial. Baru-baru ini, sebuah teori piramida Mesir baru telah muncul dan mengguncang dunia arkeologi setelah tim ilmuwan Italia mengklaim telah menemukan sebuah kota besar yang membentang ribuan kaki di bawah struktur ikonik tersebut.
Menggunakan teknologi radar penetrasi tanah canggih, para ilmuwan ini melaporkan telah mendeteksi lubang dan ruangan besar yang tersembunyi di bawah Piramida Khafre. Penelitian kontroversial ini, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat atau dipublikasikan dalam jurnal ilmiah, telah menghidupkan kembali teori piramida mesir alternatif yang menyatakan bahwa mungkin ada peradaban yang hilang yang berperan dalam membangun atau menginspirasi piramida tersebut.
Sejarah alternatif seperti Graham Hancock, tamu yang sering hadir di podcast Joe Rogan, telah lama mengusulkan bahwa ada teori piramida Mesir yang berkaitan dengan peradaban prasejarah yang sangat maju yang dimusnahkan oleh bencana global sekitar 12.800 tahun lalu.
Dr. James Kennett, seorang ahli geologi dari University of California Santa Barbara dan pendukung utama hipotesis dampak komet, menyatakan bahwa budaya Zaman Batu yang sangat maju di Amerika Utara—orang-orang Clovis—secara misterius menghilang pada saat yang sama ketika komet dipercaya telah menghantam Bumi sekitar 12.800 tahun lalu.
Menurut Dr. Kennett, “Ada bukti penurunan populasi besar di Amerika Utara dimulai 12.800 tahun yang lalu. Itu berlangsung beberapa ratus tahun, dan kemudian mereka mulai kembali—tetapi sebagai budaya yang berbeda.” Meskipun Kennett tidak dapat mengkonfirmasi efek dampak yang sama terjadi di Mesir, dia menunjuk pada bukti dampak yang ditemukan di Abu Hureyra di Suriah, yang berjarak sekitar 1.000 mil dari Giza, sebagai bukti yang meyakinkan.
Jika puing-puing menghantam wilayah itu, kata Kennett, hal itu bisa memicu banjir besar dari Laut Mediterania dan Sungai Nil, berpotensi menenggelamkan bagian-bagian Mesir kuno. Teori ini sejalan dengan bukti geologis dari berbagai lokasi di seluruh dunia yang menunjukkan perubahan iklim dramatis pada periode yang sama, termasuk pendinginan mendadak yang dikenal sebagai Younger Dryas.
Hipotesis ini menawarkan penjelasan potensial tentang bagaimana pengetahuan teknik dan arsitektur yang canggih mungkin telah hilang dan kemudian ditemukan kembali oleh peradaban berikutnya, termasuk orang Mesir kuno. Hal ini juga dapat menjelaskan kesamaan desain dan simbolisme antara struktur megalitik di seluruh dunia yang dibangun pada periode berbeda.