Mpok Alpa Meninggal Usai Berjuang Melawan Kanker Payudara, Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

coba di sini HTML nya

Komedian Mpok Alpa, pemilik nama asli Nina Carolina, dikabarkan meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker payudara. Mpok Alpa meninggal dunia dalam usia 38 tahun. Kepergiannya mengejutkan banyak pihak, terutama setelah terungkap, Mpok Alpa menyembunyikan penyakitnya selama tiga tahun terakhir.

Asisten Mpok Alpa, Tika, menceritakan perjuangan sang komedian, termasuk dilema yang dihadapi saat hamil dengan kondisi tersebut. Raffi Ahmad dan Melaney Ricardo juga mengonfirmasi, kanker payudara adalah penyebab meninggalnya Mpok Alpa, fakta yang ia simpan rapat dari sahabat-sahabatnya.

Ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk belajar dan mengakses informasi valid tentang bahaya kanker payudara serta mengenali berbagai faktor risiko kanker payudara yang berpotensi meningkatkan kemungkinan seseorang mengidap penyakit ini.

Kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan pertumbuhan abnormal sel-sel pada payudara. Sel-sel ini membelah diri lebih cepat dari sel normal dan dapat berakumulasi membentuk benjolan atau massa yang berbahaya.

Meski penyebab pastinya belum diketahui secara definitif, kanker payudara diduga kuat dipicu kombinasi kompleks antara faktor genetik, gaya hidup, lingkungan, dan hormonal. Pemahaman akan faktor risiko ini sangat krusial untuk deteksi dini dan pencegahan.

Melansir dari berbagai sumber, kanker payudara dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, meski risiko umumnya meningkat seiring bertambahnya usia.

Beberapa faktor risiko kanker payudara tidak dapat diubah, termasuk jenis kelamin dan usia. Wanita memiliki risiko lebih tinggi jika dibandingkan pria, dan dua dari tiga kasus terjadi pada wanita di atas 55 tahun atau yang sudah menopause.

Riwayat keluarga juga memegang peran penting. Memiliki anggota keluarga kandung seperti ibu, saudara perempuan, atau anak yang pernah mengidap kanker payudara akan meningkatkan risiko. Demikian pula, jika seseorang pernah mengalami kanker payudara pada salah satu payudara atau memiliki benjolan sebelumnya.

Selain itu, memiliki jaringan payudara yang padat dengan lebih banyak jaringan ikat daripada jaringan lemak juga merupakan faktor risiko. Mutasi genetik yang diturunkan, seperti gen BRCA1 dan BRCA2, secara signifikan meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker payudara.

Paparan hormon estrogen tinggi juga salah satu faktor risiko kanker payudara yang signifikan. Kondisi ini dapat terjadi jika menstruasi dimulai sebelum usia 12 tahun atau menopause terjadi setelah usia 55 tahun.

Wanita yang belum pernah hamil sebelumnya juga memiliki risiko lebih tinggi. Terapi penggantian hormon (HRT) setelah menopause dan penggunaan pil kontrasepsi hormonal pun dapat berkontribusi pada peningkatan risiko ini.

Selain estrogen, rendahnya kadar hormon melatonin juga dikaitkan dengan perkembangan kanker payudara. Kondisi ini sering dialami individu yang menderita insomnia, bekerja shift malam, atau memiliki pola tidur yang tidak teratur.

Gaya hidup dan lingkungan merupakan faktor risiko kanker payudara yang dapat dimodifikasi melalui perubahan kebiasaan. Obesitas atau kelebihan berat badan, terutama setelah menopause, meningkatkan risiko karena jaringan lemak berlebih memproduksi estrogen tambahan.

Konsumsi alkohol secara teratur dan kebiasaan merokok juga secara signifikan meningkatkan risiko kanker payudara. Alkohol mengganggu keseimbangan hormon, sementara merokok memicu pertumbuhan sel kanker.

Paparan radiasi, terutama pada area dada di usia muda, juga merupakan faktor risiko. Pola hidup tidak sehat seperti diet tinggi lemak jenuh, daging olahan, gula, serta kurangnya aktivitas fisik, turut berkontribusi pada peningkatan risiko kanker payudara.

Tartous2day.news

Tartous2Day News adalah portal berita lokal yang menyediakan informasi terkini tentang kota Tartous dan sekitarnya. Temukan berita, acara, serta ulasan tentang tempat wisata dan kuliner di daerah tersebut.

2025 Anak AS China Dedi Mulyadi Demo Depok DPR Dunia Haji Harga Harga Emas Idul Adha Indonesia Iran Israel Jakarta Jokowi Kasus Kebakaran Kejagung Kesehatan Korupsi KPK Kurban Masyarakat Militer Negara Ormas Papua PDIP Pemerintah Pendidikan Polisi Politik Prabowo Pramono Presiden Raja Ampat Sapi Siswa Tersangka Tips TNI Viral