PT Kliring Berjangka Indonesia (PT KBI) menyambut baik kesuksesan Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah (KPGLB) dalam mengekspor 57,6 ton kopi robusta ke Tiongkok. Kopi ini diberangkatkan langsung dari Gudang Resi Gudang (RG) Subang.
Ekspor ini menjadi bukti nyata bahwa Sistem Resi Gudang (SRG) bukan hanya solusi penyimpanan, melainkan instrumen strategis yang membantu petani mengakses pembiayaan, menjamin mutu produk, dan meningkatkan daya saing ekspor.
Acara pelepasan ekspor ini turut dihadiri oleh berbagai pihak penting, seperti Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri, Bupati Subang Reynaldy Putra Andita, Kepala Bappebti Tirta Karma Senjaya, Direktur Pengembangan Bisnis dan Operasional PT KBI Saidu Solihin, serta Ketua KPGLB Miftahudin Shaf. Kehadiran mereka menunjukkan sinergi kuat antarlembaga dalam mendukung ekosistem perdagangan komoditas di Indonesia.
KPGLB mengalami peningkatan ekspor yang signifikan setelah mengoptimalkan SRG. Jika sebelumnya hanya mampu mengekspor belasan kontainer per tahun, kini mereka bisa mengirim puluhan kontainer per bulan.
Pencapaian ini sejalan dengan data PT KBI yang menunjukkan peningkatan penerbitan Resi Gudang sebesar 211% (secara tahunan) pada tahun 2024. Volume komoditas yang tersertifikasi juga melonjak hingga lebih dari 10.000 ton. Data ini menegaskan peran SRG sebagai tulang punggung transformasi daya saing ekspor Indonesia.
Menurut Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri, SRG adalah jawaban strategis Indonesia terhadap kebutuhan pasar global akan mitra dagang andal.
“Sistem ini menjamin kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pasokan—faktor kunci yang mendorong surplus perdagangan kita,” jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (4/8/2025).
“Ekspor kopi hari ini membuktikan SRG mampu memperluas pasar global komoditas lokal, sekaligus merefleksikan pertumbuhan ekspor nonmigas Indonesia sebesar 9,68% (yoy) pada Mei 2025,” tambah dia.
Kepala Bappebti, Tirta Karma Senjaya, menambahkan bahwa optimalisasi SRG di Subang ini patut dijadikan model nasional. Selama periode 2020-2024, transaksi SRG di Indonesia tumbuh rata-rata 112% per tahun. Hingga Juli 2025, total transaksi telah mencapai Rp583,84 miliar.
Kerja sama dengan PT KBI sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang, memperkuat integritas sistem ini. Mulai dari uji mutu komoditas yang ketat hingga penerbitan resi yang diakui oleh lembaga pembiayaan.
SRG telah menjadi tulang punggung bagi KPGLB untuk menjalin kerja sama ekspor dengan berbagai negara, seperti Mesir, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Lebanon, Vietnam, dan Tiongkok.
Keunggulan SRG terletak pada:
- Kuantitas Terukur dan Pasokan Berkelanjutan: Memenuhi standar permintaan global.
- Jaminan Kualitas: Uji mutu sebelum penyimpanan menjadikan komoditas bersertifikasi sebagai “jaminan kepercayaan” bagi importir.
- Akses Pembiayaan: Membuka pintu pembiayaan dari 7 lembaga perbankan nasional dan daerah, serta dari PT Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia (PT KPBI), anak perusahaan PT KBI.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Operasional PT KBI Saidu Solihin menjelaskan, sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang, PT KBI sangat mengapresiasi KPGLB yang berhasil mengangkat produk petani lokal ke pasar global melalui SRG.
“Penerbitan resi yang naik 211% tahun lalu menunjukkan kepercayaan pelaku usaha terhadap sistem ini. SRG telah membuktikan diri sebagai instrumen multifungsi: jaminan mutu, akses pembiayaan, dan katalis ekspor.” ungkap dia.
PT KBI berkomitmen untuk memperluas dampak positif SRG melalui berbagai upaya, seperti sosialisasi manfaat SRG kepada petani, serta memperkuat ekosistem komoditas melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah, pengelola gudang, pelaku usaha, dan lembaga pembiayaan.