Kirim 90 Anak ke Barak Militer, Wali Kota Depok Sudah Koordinasi dengan KPAI

coba di sini HTML nya

Pemerintah Kota Depok telah memberangkatkan 90 anak untuk mengikuti pendidikan karakter di Markas Divisi 1 Kostrad. Bahkan, sebelum pemberangkatan, Pemerintah Kota Depok telah berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Wali Kota Depok Supian Suri mengatakan, Pemerintah Kota Depok telah memberangkatkan anak untuk mengikuti pendidikan karakter sebagaimana program Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Sebelumnya, Pemerintah Kota Depok telah berkoordinasi terlebih dahulu dengan KPAI.

“Ya, KPAI menyampaikan beberapa rekomendasi. Kami memahami apa yang menjadi kekhawatiran. Tapi kami meyakini, pertama, proses ini adalah proses yang sebetulnya tidak berbeda dengan mereka belajar mengajar di sekolah,” ujar Supian saat ditemui di Balai Kota Depok, Sabtu (31/5/2025).

Pada pendidikan karakter ini, lanutnya, tidak mengurangi aktivitas atau jam pembelajaran pendidikan formal anak. Menurut Supian Suri, terdapat perbedaan anak saat mengikuti pendidikan formal.

“Artinya, jam belajar mereka tidak berkurang, tidak digantikan dengan yang lain. Hanya saja waktu yang selama ini mungkin di luar jam belajar, mereka manfaatkan buat yang lain, kita (pendidikan karakter) masuk di sana,” jelas Supian.

Pada pendidikan karakter, anak akan diterapkan pola hidup disiplin pada kehidupan kesehariannya. Pola disiplin yang dimaksud, yakni mulai bangun tidur, olahraga, hingga makan selama mengikuti pendidikan karakter.

“Dari mulai bangun tidur, olahraga, kemudian kegiatan makan bersama, kegiatan menerima materi, istirahat sampai kita mewajibkan mereka istirahat di jamnya istirahat, dan tidak mengizinkan mereka membawa gadget atau handphone,” terang Supian.

Sebanyak 90 anak dari kuota 100 anak telah diberangkatkan mengikuti pendidikan karakter di Markas Divisi 1 Kostrad. Adapun anak yang mengikuti pendidikan karakter merupakan usia siswa sekolah menengah pertama (SMP).

“Ini khusus SMP, usia 13 sampai 15 tahun, jadi usia pendidikan SMP,” ucap Supian.

Saat disinggung terkait akan adanya gelombang kedua, Supian mengakui hal itu tidak menutup kemungkinan akan dilaksanakan. Pemerintah Kota Depok akan melihat terlebih dahulu anggaran untuk pelaksanaan gelombang kedua.

“Kita lihat, nanti kita evaluasi, melihat (gelombang) pertama karena yang daftar masih banyak yang belum terakomodir. Bisa saja gelombang kedua nanti di perubahan anggaran kita akan siapkan,” ungkap Supian.

Supian berencana apabila gelombang kedua pendidikan karakter dapat terealisasi, maka akan diisi untuk anak berusia siswa SMA.

“Nanti untuk SMA mungkin kita pisah, khusus yang SMA. Kalau seandainya nanti kita akan berencana untuk gelombang kedua ya, karena banyak yang mendaftar dari SMA,” tutur Supian Suri.

Sebelumnya, Aster Divisi 1 Kostrad Depok, Kolonel Inf Wira Muharromah mengatakan, pihaknya akan membantu Pemerintah Kota Depok pada pelaksanaan pendidikan karakter kepada siswa atau anak. Nantinya akan ada sejumlah pembinaan dan materi yang diberikan pelatih.

“Ada tiga hal yang akan kami berikan materi kegiatannya,” ujar Wira saat ditemui di Markas Divisi 1 Kostrad, Rabu (28/5/2025).

Dia menjelaskan, siswa tidak hanya diberikan pembinaan pada pembekalan kegiatan pendidikan karakter. Siswa akan diberikan pada pemahamanan tentang kedisiplinan yang akan menjadi bekal pada kehidupan siswa.

“Kemudian yang kedua tentang wawasan kebangsaan, kemudian yang terakhir adalah dari Dinas Pendidikan yaitu untuk pembelajaran,” jelas Wira.

Wira menilai, ketiga pendidikan dan pembinaan akan dikombinasikan pada pelaksanaan penguatan, pengembangan, dan pembinaan karakter. Nantinya hasil dari pendidikan karakter akan menjadi bekal siswa.

“Harapan kami adalah terbiasa dengan kehidupan sehari-hari,” terang Wira.

Wira menegaskan, siswa mengikuti pendidikan karakter tidak hanya dilatih soal pembinaan karakter. Nantinya siswa akan mendapatkan pembekalan materi pembelajaran dari Dinas Pendidikan yang turut andil pada pendidikan karakter.

“Ini (diikuti) anak-anak umur 13 sampai dengan 15 tahun, mereka juga masih akan menghadapi ujian,” kata Wira.

Wira mengungkapkan, materi pembelajaran reguler layaknya di sekolah perlu diberikan dikarenakan siswa akan mengikuti ujian sekolah pada 9 atau 10 Juni mendatang. Untuk itu, pada pelaksanaan pendidikan karakter akan diatur sehingga tidak mengganggu pembelajaran formal siswa.

“Jadi kita fokuskan jam belajar ya jam belajar, jam istirahat ya jam istirahat, ibadah ya ibadah,” ungkap Wira.

Selama mengikuti pendidikan karakter, siswa tidak akan memiliki waktu luang untuk kegiatan yang kurang bermanfaat. Siswa akan difokuskan mengikuti pembekalan pendidikan karakter.

“Jadi tidak ada waktu untuk kegiatan yang lain-lain seperti main game, kegiatan yang tidak berguna,” ucap Wira.

Wira menuturkan, pada pelaksanaan pendidikan karakter, siswa akan mendapatkan pendampingan dari pelatih. Nantinya setiap satu pelatih akan membina 10 siswa mengikuti pendidikan karakter, siswa tidak diperbolehkan membawa handphone.

“Satu pelatih biasanya meng-handle 10 orang,” kata dia.