Setidaknya 21 orang tewas setelah sebuah bus terbalik di Iran selatan, media pemerintah melaporkan pada hari Sabtu 19 Juli 2025 seperti dikutip dari Associated Press (AP), Minggu (20/7/2025).
Masoud Abed, kepala organisasi darurat provinsi Fars, mengatakan bahwa 34 orang lainnya terluka dalam kecelakaan di selatan Shiraz, ibu kota provinsi tersebut.
Abed mengatakan bahwa operasi penyelamatan sedang berlangsung dan informasi tambahan serta angka akhir akan diumumkan setelah operasi selesai dan investigasi terperinci telah dilakukan.
Abed menambahkan bahwa insiden itu terjadi pukul 11.05 pagi, dan pasukan penyelamat segera tiba di lokasi kejadian.
Adapun penyebab kecelakaan tersebut sedang diselidiki.
Dengan hampir 17.000 korban jiwa setiap tahunnya, Iran termasuk di antara negara-negara dengan jumlah kecelakaan lalu lintas tertinggi. Jumlah korban jiwa tersebut disebabkan oleh pengabaian langkah-langkah keselamatan, penggunaan kendaraan tua, dan layanan darurat yang tidak memadai.
Mantan Presiden Hassan Rouhani sebelumnya dilaporkan melarang impor kendaraan asing rakitan pada tahun 2018, setelah Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik Amerika dari kesepakatan nuklir Iran.
Meskipun secara teori melindungi cadangan devisa Iran, langkah tersebut justru menguntungkan produsen mobil lokal, yang produknya telah dikritik karena gagal memenuhi standar keselamatan dan kualitas internasional – sehingga mereka dijuluki “mobil maut”.

