Jenis Rudal yang Dipakai dalam Perang Iran Vs Israel dan AS

coba di sini HTML nya

Perang antara Iran dan Israel yang kini mengguncang kawasan Timur Tengah dimulai pada 13 Juni 2025, ketika militer Israel melancarkan serangan besar-besaran yang diberi nama Operation Rising Lion (Operasi Singa Bangkit).

Operasi ini dirancang sebagai respons langsung atas serangkaian provokasi Iran, termasuk dugaan upaya Iran mempercepat program nuklirnya dan peningkatan aktivitas militer proksi Iran di wilayah seperti Suriah, Lebanon, dan Gaza.

 

Namun, banyak analis percaya bahwa serangan tersebut juga dimaksudkan untuk menekan Iran sebelum negara tersebut mencapai kemampuan senjata nuklir penuh, sesuatu yang oleh Israel disebut sebagai “garis merah eksistensial.”

Sejak tanggal 13 Juni 2025, telah terjadi sejumlah rangkaian peristiwa. Termasuk aksi pembalasan dari Iran dan Amerika Serikat yang akhirnya ikut dalam perang tersebut. Dimana Presiden AS Donald Trump memerintahkan angkatan bersejatanya untuk melancarkan serangan udara presisi terhadap tiga fasilitas nuklir utama milik Teheran — Fordow, Natanz, dan Isfahan.

Berikut ini, adalah jenis rudal dan senjata yang digunakan dalam perang Iran Israel dan AS, dikutip dari berbagai sumber, Senin (23/6/2025):

1. Israel: Turunkan 200 Pesawat Tempur

Dalam 24 jam pertama, operasi Israel bermaksud untuk mengerdilkan kemampuan nuklir Iran.

Israel dilaporkan melibatkan lebih dari 200 pesawat tempur yang menyerang lebih dari seratus target. Video yang dirilis oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menunjukkan sejumlah pesawat yang terlibat dalam operasi tersebut, termasuk F-15I, F-16I, dan F-35I.

Meskipun target yang disebutkan adalah program nuklir Iran, gelombang serangan awal menyerang target yang jauh lebih luas, termasuk militer Iran, lokasi militer konvensional (termasuk produksi dan penyimpanan rudal balistik), dan pertahanan udara.

Saat melakukan pertahanan dari serangan rudal Iran, militer Israel menggunakan Iron Dome atau yang dikenal sebagai Kubah Besi.

Iron Dome berfungsi dengan bantuan radar canggih yang mampu mendeteksi dan melacak jalur proyektil yang masuk. Sistem ini kemudian menganalisis apakah roket tersebut akan menghantam area yang dianggap penting—seperti pusat kota atau instalasi strategis.

 

Meskipun ketegangan dengan Israel meningkat, Teheran tetap memiliki persenjataan rudal yang canggih — termasuk rudal jelajah, hipersonik, dan balistik — dengan beberapa di antaranya mampu mencapai jarak lebih dari 2.000 kilometer.

Dikutip dari laman CBS News, sejak dimulainya “Operasi Singa Bangkit” Israel terhadap Iran, Direktorat Diplomasi Publik Nasionalnya mengatakan bahwa Iran telah menembakkan lebih dari 450 rudal ke Israel dan 400 pesawat tanpa awak.

Rudal Khorramshahr-4

Terbaru, Iran dilaporkan telah menggunakan rudal Khorramshahr-4. Ini adalah salah satu rudal balistik jarak menengah (MRBM) paling canggih yang dimiliki Iran.

Rudal ini merupakan versi terbaru dari seri Khorramshahr, yang dinamai berdasarkan kota Khorramshahr—salah satu lokasi paling berdarah selama Perang Iran-Irak. Rudal ini pertama kali diumumkan ke publik oleh Iran pada Mei 2023.

Spesifikasi Teknis Khorramshahr-4:

Jangkauan: Sekitar 2.000 km

Jenis: Rudal balistik jarak menengah (MRBM)

Hulu ledak: Dapat membawa hulu ledak seberat 1.500 kg, termasuk hulu ledak konvensional dan kemungkinan hulu ledak berfragmentasi atau submunisi

Rudal Jarak Jauh Sejjil-2

Rudal Sejjil-2 adalah rudal balistik jarak menengah hingga jauh (MRBM/IRBM) paling canggih yang dikembangkan Iran, dan merupakan salah satu komponen utama dalam doktrin serangan strategis jarak jauh militer Iran.

Jenis: Rudal balistik jarak menengah hingga jauh

Jangkauan: Sekitar 2.000 – 2.500 km

Hulu ledak: Sekitar 500 – 1.000 kg, dapat membawa hulu ledak konvensional atau hulu ledak peledak fragmentasi/submunisi

Kheibar Shekan

Menurut kantor berita milik pemerintah IRNA, rudal Kheibar Shekan termasuk generasi keempat dari keluarga rudal balistik Khorramshahr, dengan jangkauan 1.450 kilometer.

Rudal ini dianggap sebagai salah satu perkembangan teknis paling menonjol dalam sistem rudal Iran, yang memiliki tingkat akurasi tinggi berkat sistem pemandu satelit, selain hulu ledak yang dapat bermanuver.

Hulu ledak berdaya ledak tinggi tersebut beratnya sekitar 1.500 kilogram dan panjangnya mencapai empat meter. Pada saat yang sama, rudal tersebut memiliki kecepatan lebih dari 19.500 km/jam di luar atmosfer dan hampir 9.800 km/jam di dalamnya, sehingga sangat sulit dicegat bahkan oleh sistem pertahanan canggih seperti Patriot dan David’s Sling.

 

Amerika Serikat resmi turun tangan dalam konflik antara Israel dan Iran dengan melancarkan serangan udara presisi terhadap tiga fasilitas nuklir utama milik Teheran — Fordow, Natanz, dan Isfahan.

Berikut ini senjata yang digunakan AS saat memborbardir Iran:

Pesawat Pengebom Siluman B-2 Spirit

Dijuluki sebagai pesawat pengebom paling mahal dan mematikan di dunia, B-2 Spirit menjadi ujung tombak serangan AS ke Iran. Dengan harga mencapai USD 2,1 miliar per unit, B-2 dirancang untuk menyusup ke wilayah musuh tanpa terdeteksi sistem radar canggih sekalipun.

Keunggulan B-2 terletak pada desain silumannya yang menggabungkan pengurangan tanda inframerah, akustik, elektromagnetik, visual, dan radar.

Bom Penghancur Bunker GBU-57

Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit oleh Donald Trump, serangan terhadap Fordow—situs nuklir yang berada jauh di bawah tanah—kemungkinan besar melibatkan bom GBU-57. Bom seberat 30.000 pon (sekitar 13.600 kg) ini mampu menembus hingga 60 meter di bawah permukaan tanah sebelum meledak, menjadikannya senjata pamungkas untuk menghancurkan fasilitas bawah tanah.

Dengan panjang 6 meter dan diameter 80 cm, GBU-57 dirancang khusus oleh Laboratorium Penelitian Angkatan Udara AS dan diproduksi oleh Boeing. Dalam serangan ini, dilaporkan sekitar 12 bom jenis ini digunakan untuk menargetkan instalasi nuklir Iran yang terkubur dalam.

Rudal Jelajah Tomahawk

Sebanyak 30 rudal Tomahawk diluncurkan dari kapal selam kelas Virginia dan Los Angeles milik Angkatan Laut AS. Rudal jarak jauh ini mampu menyerang target dari laut ke darat dengan akurasi tinggi, serta memiliki kemampuan untuk mengubah rute di tengah penerbangan melalui komunikasi satelit.

Tomahawk dikenal sebagai senjata pilihan AS dalam serangan ke target strategis, sebelumnya digunakan dalam Operasi Badai Gurun (1991), Odyssey Dawn di Libya (2011), dan dalam misi melawan ISIS di Suriah. Fleksibilitasnya untuk menyerang target bergerak maupun tetap menjadikannya komponen vital dalam operasi ini.

Jet Tempur F-22 Raptor dan F-35A Lightning II

Untuk perlindungan udara selama serangan berlangsung, AS mengerahkan jet tempur generasi kelima F-22 Raptor dan F-35A Lightning II. F-22 dikenal dengan kecepatan jelajah super, manuver tinggi, serta teknologi siluman dan avionik canggih yang membuatnya ideal dalam mendominasi wilayah udara.

Sementara itu, F-35A Lightning II didesain untuk misi multiperan, dengan kemampuan siluman tinggi, kesadaran situasional yang luas bagi pilot, dan akurasi serangan yang tinggi dalam segala kondisi cuaca. Pesawat ini memiliki panjang 15 meter, bentang sayap 10,7 meter, dan mampu membawa lebih dari 8 ton muatan senjata.

Tartous2day.news

Tartous2Day News adalah portal berita lokal yang menyediakan informasi terkini tentang kota Tartous dan sekitarnya. Temukan berita, acara, serta ulasan tentang tempat wisata dan kuliner di daerah tersebut.

2025 Anak AS Bantuan Dedi Mulyadi Depok DPR Emas Gadget Haji Harga Idul Adha Indonesia Iran Israel Jakarta Jawa Barat Jokowi Kambing Kasus Kebakaran Kejagung Kesehatan Korupsi KPK Kurban Masyarakat Militer Negara Ormas Papua PDIP Pemerintah Pendidikan Perang Polisi Politik Prabowo Presiden Raja Ampat Sapi Siswa Tips TNI Viral