Presiden Prabowo Subianto rajin melontarkan istilah unik. Dalam berbagai kesempatan saat berpidato, dia lantang menggambarkan kondisi politik hingga ekonomi dengan istilah-istilah yang tak biasa. Kadang menyentil, kadang jenaka.
Salah satu istilah yang baru-baru ini mencuri perhatian adalah ‘serakahnomic’. Sebuah sindiran tajam terhadap sistem ekonomi yang dikuasai oleh segelintir orang.
Dalam istilah ini, Prabowo menyoroti praktik ekonomi yang melupakan moralitas, hukum, dan keadilan sosial. Prabowo juga pernah mengibaratkan pelaku-pelaku ekonomi tak bermoral sebagai ‘vampir ekonomi’.
Jauh sebelum itu, Prabowo juga pernah membuat publik tersenyum lewat istilah ‘omon-omon’. Kata itu digunakan untuk menyindir janji-janji kosong lawan politiknya.
Berikut sederet istilah yang dipopulerkan Prabowo:
Prabowo mulai mempopulerkan istilah ‘omon-omon’ pada debat ketiga calon presiden (capres) yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Minggu, 7 Januari 2024, di Istora Senayan, Jakarta.
Istilah ini merupakan plesetan dari ‘omong-omong’ atau ‘omong doang’, digunakan Prabowo untuk menyindir capres nomor urut 1, Anies Baswedan, yang dianggapnya terlalu teoritis dan hanya pandai berbicara tanpa tindakan nyata.
Dalam debat tersebut, Prabowo menekankan pentingnya kepemimpinan yang memberikan contoh nyata, bukan sekadar retorika. Dia menyatakan bahwa untuk membawa agenda diplomasi Indonesia, tidak cukup hanya dengan berbicara, tetapi harus disertai dengan tindakan konkret.
“Ya jadi leadership, apakah negara, apakah perorangan, harus dengan contoh ing ngarsa sung tuladha, kita memimpin, kita mau bawa agenda, kita mau cerita, itu cerita, omong, omon-omon, tak bisa,” kata Prabowo.
Sejak saat itu, istilah omon-omon viral di media sosial dan menjadi bahan perbincangan publik. Prabowo pun sering kali menggunakan istilah tersebut saat berpidato.
Prabowo juga mempopulerkan istilah ‘serakahnomic’. Istilah ini pertama kali dilontarkan saat Prabowo menutup Kongres PSI di Solo, 20 Juli 2025.
Dalam pidatonya, Prabowo menekankan bahwa serakahnomic bukanlah bagian dari mazhab ekonomi manapun. Dia menyatakan keprihatinannya terhadap praktik-praktik ekonomi yang merugikan negara dan rakyat, seperti manipulasi harga pangan dan penguasaan sumber daya oleh segelintir pihak.
“Ini ada mazhab baru ekonomi itu yang saya sebut mazhab Serakahnomic,” kata Prabowo.
Istilah ini kemudian kembali digunakan oleh Prabowo dalam beberapa kesempatan, termasuk dalam perayaan Hari Lahir ke-27 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada 23 Juli 2025, dan dalam pidato Sidang Tahunan MPR RI, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Dalam pidato kenegaraan tersebut, Prabowo mengatakan ada ulah oknum sehingga Indonesia sempat mengalami kelangkaan minyak goreng.
“Ternyata memang itu adalah permainan manipulasi yang tadi sudah disinggung Ketua DPR yang saya beri nama serakahnomic. Negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia, berminggu-minggu hampir berapa bulan kelapa sawit langka,” katanya.
Vampir ekonomi merupakan istilah yang juga dipopulerkan Prabowo. Istilah itu disampaikan pertama kali pada 21 Juli 2025, dalam pidatonya saat peluncuran program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyampaikan kritik tajam terhadap pengusaha-pengusaha yang mencari keuntungan di atas penderitaan rakyat, khususnya petani. Dia menyebut mereka sebagai ‘parasit penghisap darah’ atau ‘vampir ekonomi’.
Prabowo menyoroti praktik curang di sektor pangan, seperti penggilingan padi yang membeli gabah di bawah harga dasar dan menjual beras dengan harga tinggi, yang menurutnya merugikan negara hingga Rp100 triliun per tahun. Dia menegaskan bahwa perilaku semacam itu adalah bentuk keserakahan yang tidak dapat ditoleransi.
“Ada yang mau cari keuntungan di atas penderitaan rakyat, itu namanya adalah menghisap darah rakyat. Itu adalah menurut saya parasit penghisap darah, vampir ekonomi,” kata Prabowo.
Gemoy identik dengan Prabowo. Istilah ini muncul di tengah hangatnya suasana kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Awalnya, istilah gemoy digunakan oleh netizen untuk menggambarkan sisi menggemaskan dan ramah dari Prabowo. Video-video Prabowo tersenyum, berjoget, atau bersikap lucu di berbagai acara viral di media sosial. Dari situlah kata ‘gemoy’ melekat pada Prabowo.
Bukannya menolak, Prabowo justru menyambut baik istilah ini. Dalam berbagai kesempatan, Prabowo bahkan menyebut dirinya ‘calon presiden yang gemoy’.
Bahkan, kubu Prabowo menggunakan istilah gemoy semacam ikon simpatik yang memperkuat pendekatan komunikatifnya ke pemilih muda.