Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada Jumat (2/5/2025), Israel menyerang sebuah target di dekat istana presiden di ibu kota Suriah, Damaskus.
Serangan ini merupakan yang kedua dalam dua hari terakhir, sebagai tindak lanjut dari janji Israel untuk membela kelompok minoritas Druze, yang terlibat dalam kekerasan sektarian melawan militan Sunni awal pekan ini.
Mengutip Al Jazeera, Druze adalah kelompok minoritas etnoreligius yang sebagian besar mengidentifikasi diri sebagai orang Arab dan berbahasa Arab. Agama mereka tumbuh dari Islam Syiah Ismailiyah pada abad ke-11 tetapi telah berkembang hingga mencakup aspek-aspek agama lain, termasuk Hinduisme, serta filsafat kuno.
Serangan-serangan ini dinilai mencerminkan ketidakpercayaan mendalam Israel terhadap kelompok Suni yang menggulingkan Bashar al-Assad pada Desember lalu. Situasi ini menjadi tantangan tambahan bagi presiden sementara Ahmed al-Sharaa dalam usahanya untuk mengendalikan negara yang terpecah belah itu.
“Israel melakukan serangan tadi malam di dekat istana presiden di Damaskus,” kata Netanyahu dalam pernyataan bersama dengan Menteri Pertahanan Israel,Israel Katz.
“Ini adalah pesan yang jelas untuk rezim Suriah: Kami tidak akan membiarkan pasukan (Suriah) dikerahkan ke selatan Damaskus atau membiarkan ada ancaman terhadap komunitas Druze.”
Militer Israel mengatakan dalam pernyataan bahwa mereka menyerang di area yang berdekatan dengan istana presiden di Damaskus, namun tidak menyebutkan target spesifiknya. Hingga kini belum ada tanggapan langsung dari otoritas Suriah.