Indonesia Tampil Memikat di World Expo 2025 Osaka, Puan: Bangga Budaya Kita Diakui Dunia

coba di sini HTML nya

Indonesia kembali menunjukkan eksistensinya di panggung dunia lewat partisipasinya dalam World Expo 2025 yang digelar di Osaka, Jepang. Acara berskala internasional yang berlangsung selama 6 bulan ini menghadirkan lebih dari 150 negara yang menampilkan keunggulan dan karakter khas masing-masing, mulai dari budaya, alam, hingga inovasi masa depan. 

Dalam momen penting ini, Ketua DPR RI Puan Maharani hadir langsung untuk mengunjungi Paviliun Indonesia, sebagai bentuk dukungan terhadap peran aktif bangsa dalam forum global. Paviliun Indonesia sendiri berdiri megah di atas lahan seluas 1.750 meter persegi di Pulau Yumeshima, Osaka. Didampingi oleh Duta Besar RI untuk Jepang, Puan juga meninjau berbagai instalasi yang mencerminkan identitas nasional sekaligus komitmen Indonesia terhadap pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Adapun paviliun ini berdiri di atas area strategis seluas 1.750 meter persegi di Pulau Yumeshima. Bersama Dubes RI untuk Jepang, Puan meninjau berbagai instalasi yang mencerminkan identitas dan komitmen Indonesia terhadap pembangunan berkelanjutan.

Indonesia menampilkan Paviliun bertema ‘Thriving in Harmony: Nature, Culture, Future’ yang merupakan komitmen bangsa dalam memadukan pesona alam, budaya, kreativitas, dan inovasi. Seluruh bangunan dirancang menyerupai perahu, menggunakan material ramah lingkungan seperti Planwood dari sekam padi dan plastik daur ulang yang berkomitmen terhadap kelestarian lingkungan.

“Bangga sekali, Paviliun Indonesia mencerminkan unsur modern namun ramah lingkungan dan komitmen pada pembangunan ekonomi berkelanjutan,” kata Puan saat mengunjungi Paviliun Indonesia, Jumat (30/5/2025).

Area pertamanya menghadirkan miniatur Hutan Tropis beserta keanekaragaman hayati, berupa karya seni bentuk hewan endemik dari berbagai seniman kebanggaan tanah air dan perjalanan sinematik lintas lanskap Indonesia. Arsitekturnya berbentuk perahu sebagai gambaran identitas Indonesia negara maritim, serta kekayaan budaya Indonesia lainnya.

Paviliun Indonesia juga menghadirkan inovasi teknologi, pencapaian dalam pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), serta potensi ekonomi kreatif dan produk ekspor unggulan.

Puan pun sempat menonton bioskop wayang hidup. Ia berharap keikutsertaan Indonesia di Pameran Dunia ini dapat meningkatkan citra negara di mata dunia. “Saya berharap dengan World Expo 2025 membuat citra Indonesia semakin meningkat di dunia internasional. Kita juga bisa belajar dari negara-negara lain,” sebut Puan.

Puan juga mengunjungi sejumlah paviliun negara lain seperti Jepang, China, Hungaria, dan Arab Saudi. Di Paviliun China, ia menuliskan pesan khusus di buku tamu.

“Kunjungan ini merupakan pameran visi, inovasi, dan kekayaan budaya yang mengesankan. Saya berharap dapat memperkuat kerja sama bilateral antara China dan Indonesia,” tulis Puan di Buku Tamu Paviliun China.

Menurut Puan, World Expo merupakan panggung strategis bagi Indonesia untuk menunjukkan potensi dan memperluas kerja sama ekonomi dengan negara lain. “Dan tentunya harapan kita bersama agar keikutsertaan ini bisa meningkatkan kerja sama dengan negara lain, baik secara G to G maupun B to B,” ujar cucu Proklamator RI itu.

Di Paviliun di Expo 2025 turut menghadirkan karya seniman kontemporer Indonesia yang menghidupkan Zona Alam. Di antaranya adalah Indieguerillas, Nasirun, Nyoman Nuarta, Naufal Abshar, dan Arkiv Vilmansa. Para seniman ini menafsirkan ulang spesies asli yang terancam punah, antara lain Harimau Sumatra, Badak Jawa, Orangutan, dan Komodo, melalui gaya artistik khas yang berbicara tentang tradisi dan futurisme.

Pameran budaya seperti pameran fotografi Wajah Nusantara, senjata tradisional, pertunjukan seni Jaipong dan Pencak Silat, hingga representasi nilai-nilai kearifan lokal yang membentuk arah masa depan bangsa juga dihadirkan.

Indonesia pun menyiapkan maskot bernama Tumtum karya Daud Nugraha yang terdiri dari tiga karakter, yaitu Tumala (alam), Tumbaya (budaya), dan Tumasa (masa depan).

Di zona Budaya, Paviliun Indonesia menghidupkan warisan tak benda melalui pertunjukan langsung kerajinan tradisional dan pertunjukan harian. Pengunjung bisa menyaksikan pembuatan obat herbal Indonesia, kosmetik tradisional, hingga teknik menenun yang telah diwariskan turun-temurun.