Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok 1,8% ke posisi 6.781 pada perdagangan Senin, (23/6/2025). IHSG merosot usai Amerika Serikat (AS) menyerang tiga situs nuklir Iran.
Mengutip data RTI, jelang penutupan sesi pertama, IHSG hari ini merosot 1,85% ke posisi 6.779. Indeks LQ45 turun 1,65% ke posisi 752. Seluruh indeks saham acuan tertekan.
Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.834,76 dan level terendah 6.751,86. Sebanyak 518 saham melemah sehingga bebani IHSG. 118 saham menguat dan 157 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 761.812 kali dengan volume perdagangan 12,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 7,2 triliun.
Seluruh sektor saham kompak memerah. Sektor saham energi merosot 2,14%, sektor saham basic susut 1,39%, sektor saham industri terpangkas 1,95%, sektor saham consumer nonsiklikal tergelincir 2,21%.
Lalu sektor saham consumer siklikal susut 2,87%, sektor saham kesehatan merosot 1,64%, sektor saham keuangan terperosok 1,19%. Sektor saham properti terpangkas 2,84%, sektor saham teknologi turun 2,96%, sektor saham infrastruktur melemah 2,08% dan sektor saham transportasi 0,71%.
Saham BRMS melemah 1,4% ke posisi Rp 408 per saham. Harga saham BRMS dibuka naik empat poin ke posisi Rp 418 per saham. Saham BRMS berada di level tertinggi Rp 422 dan level terendah Rp 400 per saham. Total frekuensi perdagangan 18.627 kali dengan volume perdagangan 5.171.745 saham. Nilai transaksi Rp 214 miliar.
Saham MEDC naik 2,8% ke posisi Rp 1.470 per saham. Harga saham MEDC dibuka naik 70 poin ke posisi Rp 1.500 per saham. Saham MEDC berada di level tertinggi Rp 1.525 dan level terendah Rp 1.450 per saham. Total frekuensi perdagangan 18.064 kali dengan volume perdagangan 1.655.548. Nilai transaksi Rp 246,2 miliar.
Saham PSAB naik 4,24% ke posisi Rp 492 per saham. Harga saham PSAB dibuka naik 8 poin ke posisi Rp 480 per saham. Saham PSAB berada di level tertinggi Rp 525 dan level terendah Rp 474 per saham. Total frekuensi perdagangan 9.561 kali dengan volume perdagangan 891.517 saham. Nilai transaksi Rp 44,7 miliar.
Saham-saham LQ45 yang masuk top gainers antara lain:
- Saham AKRA melonjak 4,12%
- Saham MEDC melonjak 3,15%
- Saham ESSA melonjak 3,01%
- Saham PGAS melonjak 2,20%
- Saham AMMN melonjak 1,97%
Saham-saham LQ45 yang masuk top losers antara lain:
- Saham PTBA merosot 13,56%
- Saham CTRA merosot 5,73%
- Saham INCO merosot 5,23%
- Saham SMGR merosot 5,22%
- Saham MAPA merosot 5,34%
Saham-saham teraktif LQ45 berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBRI senilai Rp 500,2 miliar
- Saham ANTM senilai Rp 468,8 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 415,2 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 280,8 miliar
- Saham MEDC senilai Rp 245,6 miliar
Saham-saham teraktif LQ45 berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham BBRI tercatat 28.952 kali
- Saham ANTM tercatat 26.166 kali
- Saham BBCA tercatat 19.801 kali
- Saham MEDC tercatat 18.016 kali
- Saham GOTO tercatat 14.538 kali
Sebelumnya, harga saham berjangka Amerika Serikat (AS) tersungkur menjelang sesi perdagangan pada Senin, (23/6/2025) setelah Amerika Serikat memasuki perang Israel melawan Iran selama akhir pekan. Hal ini setelah AS menyerang tiga lokasi nuklir. Langkah Presiden AS Donald Trump ini menaikkan harga minyak dan berisiko memicu konflik yang lebih besar di Timur Tengah.
Mengutip CNBC, indeks Dow Jones turun 109 poin atau 0,3%. Indeks S&P 500 susut 0,3% dan indeks Nasdaq merosot 0,4%.
Amerika Serikat melancarkan serangan pada Sabtu di lokasi-lokasi Iran di Fordo, Isfahan, dan Natanz mengejutkan investor yang mengharapkan kemungkinan ada diplomasi lebih lanjut. Hal ini setelah Trump mengatakan pada Jumat pekan lalu kalau ia akan membuat keputusan untuk menyerang Iran dalam dua minggu ke depan, menurut Gedung Putih.
Harga minyak telah melonjak dalam beberapa minggu terakhir menyusul meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Pada Minggu malam, harga minyak mentah berjangka AS naik 3,8% lagi menjadi hampir USD 77 per barel.
“Ketika terjadi konflik, Anda akan bereaksi berlebihan, reaksi spontan yang cenderung berlebihan, yang dapat berlangsung dua hingga tiga minggu,” ujar Chief Global Strategist Freedom Capital Markets, Jay Woods.
Pada Sabtu malam setelah serangan itu, Trump menuturkan akan ada perdamaian atau akan ada tragei bagi Iran yang jauh lebih besar daripada yang telah disaksikan selama delapan hari terakhir.
“Sekarang para pelaku pasar bersiap menghadapi pembalasan Iran. Negara itu dapat menargetkan personel AS di pangkalan terdekat atau menutup Selat Hormuz yang akan sangat mengganggu aliran minyak global,” kata dia.
Pemblokiran selat yang berkepanjangan dapat mendongkrak harga minyak di atas USD 100 per barel.
Dalam wawancara Minggu lalu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio meminta pemerintah China untuk turun tangan dan mencegah Iran menutup rute penerbangan utama.
China tetap menjadi pelanggan minyak terpenting Iran. “Sekarang dengan AS yang terlibat penuh dalam konflik tersebut, harga dasar minyak telah bergeser ke kisaran pertengahan USD 80-an per barel memasuki tahap kedua dari konflik regional satu pihak ke konflik yang dikelola AS,” kata Ahmad Assiri dari Pepperstone.
“Bahkan jika Iran tidak secara fisik menutup selat atau menyerang tangki minyak, peningkatan probabilitas dari sekitar 5% menjadi sekitar 15% saja akan menciptakan premi dalam harga minyak mentah,” ia menambahkan.
Indeks S&P 500 turun 0,15% minggu lalu untuk minggu negatif kedua berturut-turut. Meskipun mengalami penurunan, patokan ditutup pada Jumat sekitar 3% dari rekor. Lonjakan harga minyak dan perang yang lebih besar di Timur Tengah menambah ancaman lain bagi pasar saham dan ekonomi, yang sudah berhadapan dengan perubahan perdagangan global yang tergesa-gesa oleh Trump tahun ini.