Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, bakal mengambil alih pengelolaan sumur gas Mogoi Deep-1 yang berlokasi di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Lantaran sudah dilakukan eksplorasi hingga pengeboran sejak hampir 30 tahun lalu, namun belum ada pengembangan sampai saat ini.
Adapun sumur Mogoi Deep-1 saat ini berada di bawah kelolaan PT Pertamina EP, dengan PT Petro Papua Mogoi Wasian (PPMW) selaku mitra kerja sama operasi (KSO). Namun, Bahlil dalam kunjungannya ke Teluk Bintuni melihat dari udara, bahwa belum ada pergerakan lebih lanjut untuk pengembangan sumur gas Mogoi tersebut.
Oleh karenanya, Bahlil memutuskan untuk mengambil alih pengelolaan sumur Mogoi Deep-1 dari mitra KSO, yakni PPMW.”Saya juga lihat di lapangan Mogoi, ini punya Pertamina, tapi kerja sama dengan orang yang pengusahanya enggak selesai-selesai sampai sekarang,” ujar Bahlil dalam kunjungan kerja ke proyek Tangguh LNG di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, dikutip Kamis (12/6/2025).
“Jadi ini akan dicabut, diambil alih. Karena disitu kita akan cepat memproduksi minimal mendapat 40 mmscfd. Dan itu bisa kita lakukan kurang lebih satu tahun konstruksi, kemudian langsung produksi,” dia menegaskan.
Untuk diketahui, sumur Mogoi Deep-1 dibor perdana pada 1996 oleh British Gas, dengan potensi gas 40 mmscfd. Namun kemudian struktur tersebut tidak dikembangkan (undeveloped discovery) karena pertimbangan tertentu.
Pasca statusnya undeveloped discovery, Pertamina EP ditunjuk oleh pemerintah bersama dengan mitra KSO PPMW pada 2014, untuk mengembangkan struktur tersebut.
Lantaran belum ada perkembangan lebih lanjut sejak 11 tahun lalu, Bahlil berkomitmen agar sumur Mogoi Deep-1 bisa segera berproduksi. Guna menjaga ketahanan energi, khususnya dari Teluk Bintuni yang memegang porsi besar untuk distribusi gas di lingkup nasional.
“Tadi saya memastikan semuanya ini bisa berjalan. Kalau ini terjadi maka program untuk ketahanan energi kita ini bukan hanya sekedar tema-tema. Tapi Insya Allah kita akan melakukan dengan baik,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro menjelaskan, Pertamina tidak 100 persen memegang kendali terhadap sumur Mogoi Deep-1. Lantaran pengusahaan di lapangan dipegang oleh PPMW.
“Setahu saya Mogoi ini memang daerahnya remote. Belum ada produksi, baru discovery. Perkiraan saya sih PPMW (sebagai pengusahanya). Jadi intinya Mogoi itu sudah ada discovery, tapi belum ada pergerakan,” beber dia.
“Intinya keinginan dari pak Menteri itu, ini kalau sudah ada discovery ya cepetan dong dikembangin. Dia belum berpindah status dari eksplorasi ke pengembangan, undeveloped discovery,” pinta Hudi.