Thailand dan Kamboja menyepakati gencatan senjata segera dan tanpa syarat setelah lima hari bentrokan bersenjata di wilayah perbatasan yang menewaskan sedikitnya 36 orang dan memaksa lebih dari 200.000 lainnya mengungsi.
Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan mediasi yang digelar di kediaman resmi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang saat ini menjabat sebagai ketua ASEAN. Gencatan senjata dijadwalkan mulai berlaku pada tengah malam waktu setempat.
“Ini adalah langkah awal yang penting,” ujar Anwar dalam konferensi pers seperti dikutip dari CNA, seraya menyebut kedua pemimpin—Perdana Menteri sementara Thailand Phumtham Wechayachai dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet—telah menunjukkan komitmen untuk menurunkan ketegangan dan memulihkan perdamaian serta keamanan.Bentrokan terbaru ini merupakan yang paling mematikan sejak rangkaian kekerasan pada 2008 hingga 2011 akibat sengketa wilayah yang telah berlangsung lama.
Inti konflik terletak pada klaim tumpang tindih terhadap sejumlah kompleks kuil di perbatasan, yang dipicu oleh garis demarkasi warisan kolonial Prancis pada 1907 yang dianggap kabur oleh kedua pihak.
Baik Phumtham maupun Hun menyampaikan terima kasih tidak hanya kepada Anwar, namun juga kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan China atas dukungannya terhadap proses perundingan.
“(China) selalu mendukung dan mendorong kedua pihak untuk mencapai gencatan senjata serta secara aktif berpartisipasi dalam mendukung pertemuan khusus ini,” ujar Hun Manet.
Hun Manet mengatakan bahwa solusi yang diumumkan oleh Anwar akan menjadi dasar untuk melanjutkan pembicaraan bilateral guna mengembalikan hubungan kedua negara ke arah normalisasi.
Sementara itu, Phumtham menegaskan bahwa kesepakatan ini mencerminkan keinginan Thailand untuk menyelesaikan konflik secara damai, dengan tetap menjaga kedaulatan dan keselamatan rakyatnya. Dia menambahkan bahwa Thailand menyetujui gencatan senjata dengan keyakinan bahwa pelaksanaannya akan dilakukan secara tulus oleh kedua belah pihak.
- Komandan militer regional dari kedua negara akan bertemu pada Selasa (29/7) pukul 07.00.
- Jika disepakati, akan dilanjutkan dengan pertemuan yang melibatkan atase pertahanan masing-masing negara, dengan dipimpin oleh Malaysia.
- Pertemuan Komite Perbatasan Umum (General Border Committee/GBC) dijadwalkan pada 4 Agustus dan akan diselenggarakan di Kamboja.
- Thailand dan Kamboja juga sepakat untuk mengaktifkan kembali jalur komunikasi langsung antara kedua negara.

