Viral di media sosial penampakan seekor jaguar (Panthera onca) di Taman Margasatwa Ragunan (TMR) terlihat kurus. Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Wahyudi Bambang berdalih tidak semua satwa yang tampak kurus di Ragunan berarti sakit atau tidak diurus.
“Kami berharap masyarakat mendapatkan edukasi yang lebih utuh tentang satwa liar dan cara merawatnya. Tidak semua yang tampak kurus berarti sakit. Tidak semua yang tampak pelan berarti lemah. Mari kita belajar melihat lebih dalam sebelum membuat penilaian,” kata Wahyudi dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (24/7/2025).
Wahyudi menjelaskan, seperti kasus jaguar bernama ‘Jalu’ yang viral, tampak kurus karena sudah cukup tua.
Wahyu menyayangkan video diambil dan menjadi perbincangan publik tanpa memahami konteks sebenarnya.
“Perlu kami sampaikan bahwa Jalu bukan satwa baru. la adalah bagian dari keluarga besar Taman Margasatwa Ragunan sejak dia datang di tahun 2007 saat usianya 4 tahun. Saat ini, Jalu telah berusia 22 tahun, usia yang luar biasa bagi seekor jaguar,” jelas Wahyudi.
Wahyu bilang, jaguar di alam liar umumnya hanya mampu bertahan hingga usia 12-15 tahun. Jaguar yang dapat bertahan hidup lama artinya terawat dengan baik di bawah pengawasan dan perawatan intensif penangkaran atau lembaga konservasi, sehingga dapat hidup hingga usia 20 tahun.
“Jalu telah melampaui itu. Ini adalah pencapaian yang menunjukkan bahwa perawatan satwa di Taman Margasatwa Ragunan dilakukan secara serius, konsisten, dan berbasis kesejahteraan satwa (animal welfare),” ucap Wahyudi.
Dia menekankan, layaknya manusia, satwa lanjut usia pun mengalami perubahan meliputi, gerak yang melambat, stamina yang berkurang, atau postur tubuh yang tampak lebih ringan. Tetapi, kondisi ini bukan berarti mereka sakit atau terabaikan.
“Justru kami memastikan bahwa satwa-satwa senior seperti Jalu tetap mendapat haknya untuk beraktivitas: berjalan, berjemur, berenang, hingga memanjat, sebagai bentuk stimulasi fisik dan mental yang penting bagi kualitas hidup mereka,” katanya.
Selain itu, lanjut Wahyudi penempatan satwa di kandang peragaan juga bukan dilakukan tanpa pertimbangan. Sebagai lembaga konservasi, Ragunan percaya bahwa semua satwa, baik yang muda maupun yang sudah lanjut usia, berhak untuk tetap terlihat, dikenali, dan dihargai keberadaannya.
Sebelumnya, ramai video yang diunggah sebuah akun Tiktok @billa1717, menunjukkan seekor jaguar (Panthera onca) di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan terlihat kurus dan lemas.
Video dengan durasi 32 detik itu lantas menjadi perbincangan warganet, bahkan setelah enam hari sejak diunggah pemilik akun. Dalam video itu, jaguar tersebur memang nampak tergopoh-gopoh ketika sedang berjalan.
“Ko kasian si. Kurus banget. Kaya sempoyongan gitu,” tulis keterangan dalam video tersebut, dikutip, Kamis (24/7/2025).
Video itu pun ditanggapi beragam dari warganet yang merasa iba dengan kondisi satwa tersebut. Per Kamis ini, unggahan video telah memperoleh 6.109 komentar dan 51,9 ribu akun yang menyukai video tersebut.

