Covid-19 Kembali Meneror, Seberapa Mengerikan?

coba di sini HTML nya

Setelah lima tahun lalu memorak-porandakan dunia, Covid-19 kembali meneror. Sejumlah negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong, kembali diserang virus mematikan itu. Tidak terkecuali di Indonesia.

Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Profesor Tjandra Yoga Aditama, menyampaikan bahwa peningkatan kasus Covid-19 di negara tetangga, seperti Thailand yang kembali mencatat ribuan kasus dan kematian dalam waktu singkat, harus menjadi alarm bagi Indonesia.

“Sudah ada sekolah di Samut Prakan, Thailand, yang kembali menerapkan pembelajaran daring karena peningkatan kasus. Ini menjadi alarm bahwa Covid-19 belum sepenuhnya hilang,” ujar Tjandra dilansir Antara, Rabu, 4 Juni 2025.

Pemerintah Thailand mengumumkan penutupan sementara sekolah dan kembali menerapkan pembelajaran online setelah lonjakan kasus Covid-19 terjadi di penghujung Mei 2025. Dalam kurun waktu 25–31 Mei 2025, tercatat sebanyak 65.880 kasus baru dan 3 kematian akibat infeksi SARS-CoV-2.

Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand, Somsak Thepsuthin, menyatakan bahwa angka tersebut menandai titik puncak kasus Covid di Thailand tahun ini, namun masyarakat tetap diminta untuk waspada karena penularan masih cukup tinggi.

“Meski penyebaran virus SARS-CoV-2 telah melewati puncaknya, warga, terutama kelompok berisiko tinggi, tetap harus mengenakan masker dan rajin mencuci tangan karena tingkat infeksi mingguan masih tinggi,” ujar Somsak dalam konferensi pers pada Senin, 2 Juni 2025.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Plt Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit, Murti Utami, sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan terhadap Peningkatan Kasus Covid-19 pada 23 Mei 2025.

Isi SE bernomor SR.03.01/C/1422/2025 tersebut mengenai peningkatan kewaspadaan akan Covid mengingat kasus di beberapa negara Asia seperti Thailand, Hong Kong, Malaysia dan Singapura sudah naik.

“Memasuki minggu ke-12 tahun 2025 sampai dengan saat ini, Covid-19 menunjukkan peningkatan di beberapa negara di kawasan Asia, yaitu Thailand, Hong Kong, Malaysia maupun Singapura,” tulis Murti Utami.

Lewat surat edaran tersebut, Kemenkes meminta agar Dinas Kesehatan serta beberapa UPT lebih waspada menghadapi Covid.

“Surat edaran ini bertujuan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan Covid-19 maupun penyakit potensial KLB/wabah lainnya bagi Dinas Kesehatan, UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan, UPT Bidang Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan para pemangku kepentingan,” tulis Murti Utami.

Saat ini, Kemenkes mencatat ada tujuh kasus Covid-19 di tanah air. Kasus tersebut tercatat pada minggu ke-22 tahun 2025, tepatnya 25 Mei-31 Mei 2025.

Data ini dilihat berdasarkan laman resmi Infeksi Emerging Kemenkes RI yang Health Liputan6.com pantau pada Selasa sore, 3 Juni 2025. Dari data tersebut juga terlihat ada satu kasus sembuh dari infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tidak khawatir dan panik atas kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia. Kendati kasus naik, menurut Budi, varian Covid-19 yang menyebar saat ini relatif tidak mematikan.

Hal ini disampaikan Budi Gunadi usai dipanggil Presiden Prabowo Subianto ke Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 3 Juni 2025. Kepada Prabowo, Budi memaparkan soal data kasus Covid-19 di Indonesia.

“Itu mengenai Covid, datanya seperti apa. Saya sampaikan bahwa Covid itu memang terjadi kenaikan, tapi kenaikan ini adalah varian-varian yang relatif tidak mematikan,” ujar Budi Gunadi Sadikin kepada wartawan usai pertemuan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.

“Jadi enggak usah terlalu dikhawatirkan, supaya masyarakat enggak panik,” Menkes Budi menambahkan.

Budi mengatakan tren peningkatan kasus Covid di sejumlah negara memang naik, yang berasal dari subvarian Omicron JN.1.

“Memang di luar negeri naik, tetapi itu variannya subvarian dari Omicron. Jadi, itu sama dengan subvarian kita lihat yang JN.1. Jadi, harusnya tidak usah khawatir,” kata Menkes.

Kementerian Kesehatan menginformasikan, tujuh pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang terdata pada pekan lalu seluruhnya dilaporkan sembuh.

“Itu (tujuh pasien positif Covid-19) data minggu lalu. Semuanya sudah sembuh. Varian ini tidak menimbulkan keparahan dan kematian,” kata Juru Bicara Kemenkes Widyawati, Selasa, 3 Juni 2025.

Widyawati mengatakan masyarakat tetap perlu menerapkan disiplin protokol kesehatan seperti yang telah dijalani selama pandemi Covid-19 lima tahun lalu, terutama mencuci tangan, menjaga kebersihan, dan menggunakan masker di tempat umum yang padat.

“Kami memahami kekhawatiran masyarakat karena mengingatkan pada situasi 2020-2023,” kata Widyawati.

“Waspada tetap perlu, khususnya bagi mereka yang memiliki risiko tinggi. Mari jaga bersama dengan langkah-langkah pencegahan sederhana namun efektif,” Widyawati menambahkan.

Sikap berbeda disampaikan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani. Dia menegaskan kenaikan kasus Covid di sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk di Indonesia, tidak dianggap enteng. Pemerintah diminta tidak lengah dan harus mewaspadainya.

“Peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi di kawasan Asia jelas tidak bisa dianggap enteng. Pemerintah harus memiliki sense of urgency yang tinggi dan tidak boleh lengah,” kata Puan dalam keterangannya, Rabu, 4 Juni 2025.

Puan juga mengingatkan Pemerintah untuk memastikan ketahanan kesehatan nasional menyusul adanya peningkatan kasus Covid-19 belakangan ini.

“Selain melakukan langkah-langkah antisipasi, pemerintah perlu memastikan Indonesia memiliki ketahanan kesehatan yang kuat. Sehingga saat terjadi skenario terburuk, kita sudah siap dan bisa mengatasinya,” tuturnya.

Puan menjelaskan, berdasarkan data Kemenkes per Senin, 2 Juni 2025 melaporkan temuan 7 kasus baru Covid-19, sehingga terdapat total kasus sebanyak 72 pasien sepanjang 2025. Kemenkes juga melaporkan positivity rate Covid-19 saat ini naik menjadi 2,05 persen, dari sebelumnya yang berada di bawah angka 1 persen.

Pada minggu ke-17 sampai ke-19 tahun ini, Kemenkes melihat adanya kenaikan kasus di Provinsi Banten, Jakarta dan Jawa Timur. Kenaikan terbanyak tercatat di pekan pertama Januari 2025 dengan 27 kasus. Tren kasus Covid-19 di Indonesia juga disebut meningkat pada minggu ke-21 dari minggu sebelumnya dengan presentasi 0 persen ke 5 persen.

Terkait laporan mingguan Kemenkes soal adanya peningkatan kasus positif Covid-19, Puan mengatakan temuan kasus tersebut merupakan momentum untuk memperkuat sistem deteksi dini dan sistem kesehatan tanah air.

“Tentunya pemerintah harus meningkatkan kapasitas testing dan pelacakan, memastikan distribusi vaksin booster yang memadai, serta menguatkan edukasi dan komunikasi publik secara konsisten dan transparan,” ungkap Puan.

Dengan adanya peningkatan kasus Covid-19 ini, Puan pun mendesak pemerintah untuk memberlakukan kembali screening kesehatan yang ketat di seluruh bandara internasional, terutama bagi penumpang dari negara-negara dengan peningkatan kasus Covid-19. Menurutnya, deteksi dini merupakan kunci utama mencegah penyebaran virus lebih luas.

“Kita tidak boleh hanya mengandalkan imbauan atau protokol yang longgar. Pemeriksaan kesehatan dan pelacakan kontak yang ketat di pintu masuk negara harus dijalankan secara konsisten,” ucap Puan.

Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Tjandra Yoga Aditama menyampaikan lima langkah penting, termasuk pemantauan jumlah kasus dan tingkat keparahan, vaksinasi ulang untuk kelompok rentan, hingga kerja sama regional dan global.

Ia menekankan bahwa penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tetap menjadi kunci utama pencegahan.

Senada, Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene juga meminta masyarakat Indonesia untuk tidak lengah dan kembali membiasakan penerapan protokol kesehatan serta gaya hidup bersih dan sehat.

Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan, masyarakat diharapkan dapat turut serta dalam menekan angka penularan Covid-19 dan melindungi kelompok rentan dari risiko yang lebih besar.

Berikut delapan cara mencegah penularan Covid-19 yang perlu diterapkan kembali oleh masyarakat, seperti dilansir Antara:

  1. Mencuci tangan dengan benar

Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik. Jika tidak tersedia, gunakan hand sanitizer berbahan alkohol minimal 60%.

  1. Mendapatkan vaksin Covid-19

Vaksinasi dan vaksin booster penting untuk melindungi tubuh dari gejala berat Covid-19, terutama bagi lansia dan penderita komorbid.

  1. Menggunakan masker

Gunakan masker bedah secara benar saat berada di tempat umum, terutama di area ramai dan tertutup.

  1. Menjaga daya tahan tubuh

Konsumsi makanan bergizi, olahraga rutin, tidur cukup, dan hindari rokok serta alkohol untuk meningkatkan imunitas.

  1. Menghindari kerumunan (physical distancing)

Jaga jarak minimal satu meter dari orang lain, terutama saat berada di keramaian.

  1. Menerapkan etika batuk dan bersin

Tutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin. Segera cuci tangan setelahnya.

  1. Membatasi kontak ketika sakit

Jika mengalami gejala ringan, istirahat di rumah dan hindari kontak dengan orang lain. Segera periksa ke dokter jika gejala berat muncul.

  1. Membersihkan rumah dan melakukan disinfeksi secara rutin

Bersihkan permukaan yang sering disentuh dan lakukan disinfeksi rumah secara berkala untuk mencegah penyebaran virus.