Masa nifas merupakan fase penting dalam kehidupan seorang muslimah yang baru saja melahirkan. Pada masa ini, terjadi pengeluaran darah dari rahim sebagai bagian dari proses pemulihan pasca persalinan.
Dalam perspektif fikih Islam, darah nifas termasuk dalam hadats besar yang menghalangi seorang wanita untuk melaksanakan ibadah tertentu, seperti salat dan puasa. Oleh karena itu, setelah masa nifas selesai, diwajibkan untuk melakukan mandi wajib atau mandi nifas guna menyucikan diri sebelum kembali beribadah.
Kewajiban mandi nifas ini dijelaskan dalam berbagai literatur keislaman. Dalam Buku Tuntunan Lengkap Salat Wajib, Sunah, Doa, dan Zikir karya Zakaria R. Rachman disebutkan bahwa darah nifas sebagaimana haid adalah najis dan termasuk hadats besar. Oleh karena itu, menyucikannya tidak cukup hanya dengan membasuh, melainkan wajib dengan mandi besar (ghusl).
Hal serupa ditegaskan oleh Ahmad Sarwat dalam Ensiklopedi Fikih Indonesia 3: Taharah. Ia menjelaskan bahwa nifas adalah darah yang keluar dari rahim wanita pasca melahirkan, dengan durasi umumnya mencapai 40 hari.
Selama itu, wanita dilarang untuk menjalankan salat dan puasa, dan hanya diperbolehkan kembali setelah melaksanakan mandi wajib. Berikut niat mandi nifas dan tata caranta, dirangkum Liputan6.com, Selasa (15/7/2025).
Bacaan Niat Mandi Nifas
Berikut adalah bacaan niat mandi nifas,
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ النِّفَاسِ ِللهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf’i hadatsin nifaasi lillaahi Ta’ala.
Artinya: “Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari nifas karena Allah Ta’ala.”
Bacaan ini dibaca dalam hati sebelum mulai mandi wajib. Hal ini sesuai dengan prinsip niat dalam ibadah, yang letaknya di hati dan dilafalkan agar lebih menghadirkan kesadaran dalam beribadah.
Tata Cara Mandi Setelah Nifas
Dalam buku Fiqh Ibadah karya Zaenal Abidin dan diperkuat oleh hadis-hadis sahih, dijelaskan bahwa tata cara mandi wajib untuk menyucikan diri dari hadats besar seperti nifas, adalah sebagai berikut:
1. Membaca Niat
Niat mandi wajib dibaca dalam hati sebelum memulai seluruh rangkaian mandi. Niat ini merupakan syarat sah ibadah.
2. Mencuci Kedua Telapak Tangan Tiga Kali
Sunnah Nabi SAW agar tangan bersih sebelum menyentuh bagian tubuh lainnya, juga menghindari najis yang menempel.
3. Membersihkan Kotoran di Area Tersembunyi
Bersihkan bagian tubuh yang tersembunyi dan biasa terkena kotoran: kemaluan, dubur, bawah ketiak, dan pusar dengan tangan kiri.
4. Mencuci Tangan Setelah Membersihkan Kemaluan
Setelah membersihkan bagian kotor, tangan dicuci kembali dengan sabun atau tanah agar bersih dari najis.
5. Wudhu Seperti Sebelum Salat
Lakukan wudhu lengkap seperti hendak salat, dimulai dari membasuh tangan hingga kaki. Namun jika mandi dilakukan di tempat terbuka air, boleh menunda mencuci kaki hingga akhir mandi.
6. Menyela Pangkal Rambut dan Membasuh Kepala
Masukkan jari-jari ke pangkal rambut untuk memastikan air menyentuh kulit kepala, lalu guyur kepala tiga kali.
7. Membilas Seluruh Tubuh
Guyurkan air ke seluruh tubuh, mulai dari sisi kanan, lalu sisi kiri. Pastikan tidak ada bagian tubuh yang tertinggal, termasuk lipatan-lipatan kulit.
8. Tidak Perlu Membuka Jalinan Rambut
Berdasarkan hadis riwayat At-Tirmidzi, Ummu Salamah RA bertanya kepada Rasulullah SAW tentang keharusan membuka jalinan rambut saat mandi wajib. Rasulullah menjawab, “Tidak perlu, cukup mengguyurkan air ke kepala sebanyak tiga kali.”
Dalil perintah mandi wajib disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 6:
وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَٱطَّهَّرُوا۟
Artinya: “…dan jika kamu junub maka mandilah…”