Alhamdulillah Depok Tak Lagi Masuk Daftar Kota Intoleran, Wali Kota: Kebanggaan Buat Kita

coba di sini HTML nya

Setara Institute telah merilis daftar terbaru kota-kota dengan tingkat intoleransi tinggi. Jika sebelumnya Kota Depok masuk dalam kategori kota intoleran, kini posisinya telah membaik dan mulai keluar dari kategori tersebut.

Wali Kota Depok, Supian Suri mengatakan, pihaknya telah mendapatkan kabar terkait perbaikan kota Depok pada kategori kota intoleran. Sebelumnya dirinya telah bertemu dengan Setara Institute terkait catatan yang menjadikan Depok sebagai kota intoleran.

“Saya sempat mengundang dari Setara Institute apa sih yang menjadi catatan terhadap Depok, sampai masuk kota paling intoleran ya kemarin, atau 10 besar paling intoleran terus paling bawah lagi gitu ya, jadi apa sih yang membuat itu, kita diskusi banyak,” ujar Supian saat ditemui di Markas Divisi 1 Kostrad, Depok, Rabu (28/5/2025).

Supian menjelaskan, dari pertemuan tersebut terdapat beberapa catatan yang menyebabkan Depok masuk sebagai kota intoleran. Dari catatan tersebut, Pemerintah Kota Depok melakukan perbaikan salah satunya pada pengambilan kebijakan.

“Dari situlah kita mulai membuat program atau kegiatan yang memang disesuaikan, atau boleh dibilang kebijakan yang pernah keluar, kita tidak keluarkan lagi atau tidak kita lakukan lagi,” jelas Supian.

Supian mulai memahami beberapa kegiatan memiliki dampak terhadap masuk kategori Depok yang kota intoleran. Atas petunjuk tersebut, Supian melakukan penyesuaian sehingga Pemerintah Kota Depok mampu memperbaiki dari citra kurang baik sebagai kota intoleran.

“Alhamdulillah sekali lagi, progresnya naik 16 tingkat ya, itu menjadi satu kebanggaan lah buat kita,” terang Supian.

Berkurangnya label kota Depok sebagai kota intoleran tidak lepas dari dukungan kolaborasi Forkopimda, instansi vertikal, maupun masyarakat. Guna melepas label kota Depok sebagai kota intoleran, Pemerintah Kota Depok berusaha membuka ruang bagi pemeluk agama lain, maupun suku lain di Kota Depok.

“Semua harus dapat ruang yang sama, semua juga dapat perhatian yang sama, semua harus dirangkul, semua harus bagian dari satu keluarga, intinya itulah,” ucap Supian.

Supian mengungkapkan, Pemerintahan Kota Depok yang saat ini dia pimpin bersama Chandra Rahmansyah berusaha merangkul semua kelompok. Hal itu untuk mencegah adanya ketersinggungan dari pihak lain.

“Satu keluarga tidak ada yang merasa dipisahkan, tidak ada merasa dimarjinalkan atau semua ruang yang sama, rasa-rasanya bahasa kalimat intoleran sudah enggak ada lagi disitu,” ungkap Supian.

Supian ingin, program Pemerintah Kota Depok yang digulirkan dapat menjadi ruang semua lapisan masyarakat. Meskipun begitu, Kota Depok menjauh dari peringkat kota intoleran merupakan langkah awal.

“Kita harus mengevaluasi terus, apa yang menjadi program, mungkin bisa jadi program yang kita rencanakan, ternyata bagian dari yang masuk kategori intoleran, makanya kita harus terus berkomunikasi,” tutur Supian.

Penilaian kebijakan Pemerintah Kota Depok tidak dapat dilihat dari sisi pemerintahan sendiri. Pemerintah Kota Depok harus melihat masukan dari seluruh pihak maupun masyarakat.

“Jadi kita akan terus membuka ruang komunikasi, membuka ruang masukan dan saran,” kata Supian.

Supian menambahkan, pada pemerintahan yang dipimpinnya dapat dirasakan manfaatnya untuk semua warga Depok. Supian ingin masyarakat Depok merasakan dan menjadi bagian dari keluarga besar di Kota Depok, memiliki tanggung jawab dan kecintaan yang sama terhadap kotanya.

“Sehingga tidak mengizinkan atau tidak rela bila ada program, kegiatan, atau kebijakan yang pada akhirnya membuat mereka tidak nyaman dalam konteks intoleran dalam hal ini,” pungkas Supian.