Gempa berkekuatan 8,7 magnitudo mengguncang wilayah Pesisir Timur Kamchatka, Rusia, Rabu (30/7/2025) pagi. Getaran dahsyat tersebut memicu peringatan potensi tsunami di sejumlah wilayah Indonesia.
Direktur Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengungkapkan bahwa ada 10 wilayah yang berpotensi terdampak.
“Kepada masyarakat pesisir, kami himbau untuk tetap tenang dan menjauhi pantai. Arahan ini dilakukan, karena kita belajar dari Tsunami di 2011, ini sama-sama ancamannya waspada,” ujarnya dalam konferensi pers daring bersama BNPB, Rabu (30/7/2025).Hingga kini, BMKG memastikan belum ada laporan kerusakan bangunan akibat guncangan gempa tersebut di wilayah Indonesia.Hasil analisis BMKG, gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia dengan status Waspada (ketinggian tsunami kurang dari 0.5m), di wilayah :
- Talaud (ETA 14:52:24 WITA)
- Kota Gorontalo (ETA 16:39:54 WITA)
- Halmahera Utara (ETA 16:04:24 WIT)
- Manokwari (ETA 16:08:54 WIT)
- Rajaampat (ETA 16:18:54 WIT)
- Biaknumfor (ETA 16:21:54 WIT)
- Supiori (ETA 16:21:54 WIT)
- Sorong bagian Utara (ETA 16:24:54 WIT)
- Jayapura (ETA 16:30:24 WIT)
- Sarmi (ETA 16:30:24 WIT).Advertisement
Daryono menjelaskan, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi ini merupakan jenis dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng pada Palung Kurile-Kamchatka ( Kurile-Kamchatka Trench ). Gempabumi ini memiliki mekanisme naik (thrust fault).
Hasil analisis parameter update menunjukkan gempabumi ini memiliki magnitudo M8,7 dari sebelumnya 8,0. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 52,51° LU; 160,26° BT pada kedalaman 18 km.
“Berdasarkan laporan PTWC gempabumi ini berpotensi tsunami di wilayah Rusia, Jepang, Alaska, Filipina, Hawaii, dan Guam,” jelas Daryono.
Hingga pukul 08.30 WIB, kata Daryono, berdasarkan hasil monitoring menunjukkan adanya tujuh aktivitas gempabumi susulan (aftershock), dengan magnitudo terbesar M6.9 dan magnitudo terkecil M5.4.

