Warga Lice, sebuah kota di Provinsi Diyarbakır, Turki, tidak sengaja mengalami efek mabuk setelah polisi membakar 20 ton ganja sitaan. Asap tebal yang menyelimuti kota itu membuat banyak warga pusing dan tidak enak badan.
Mengutip laporan dimsumdaily.hk, Rabu ((21/5/2025), aksi pembakaran ini diketahui awalnya dimaksudkan sebagai upaya resmi pemusnahan narkotika yang disita selama periode 2023–2024. Alih-alih melakukannya di lokasi terpencil, pihak berwenang justru membakar ganja dalam jumlah besar di dekat permukiman warga. Asapnya bertahan selama lima hari dan memengaruhi seluruh penduduk Lice yang berjumlah 25.000.
Meski warga berusaha melindungi diri dengan menutup jendela dan tetap di dalam rumah, bau menyengat itu tidak terhindarkan. Banyak yang melaporkan gejala seperti pusing, mual, dan perasaan melayang. Beberapa orang bahkan harus dilarikan ke rumah sakit.
Tindakan yang bertujuan membersihkan jalanan dari narkoba ini justru malah membuat publik terkena efeknya.
Ganja yang dimusnahkan itu diperkirakan bernilai lebih dari 10 miliar Lira Turki atau sekitar Rp4 triliun di pasar gelap, menjadikan insiden ini baik sebagai masalah kesehatan publik maupun bahan perbincangan ekonomi.
Insiden ini memicu kritik dan candaan luas di internet, dengan warganet menjuluki Lice sebagai “kota pertama yang mabuk atas perintah polisi.”
Meski niat polisi Turki sah, hasilnya justru menjadi peringatan tentang bagaimana tindakan yang kurang persiapan bisa berakibat tak terduga.
Pihak berwenang belum memberikan komentar tentang perubahan protokol pemusnahan ke depan, tetapi insiden mabuk massal ini sudah tercatat sebagai ironi tak disengaja dalam skala global.