Bitcoin Nyaris Cetak Rekor Baru, Ini Faktor Pendorongnya

coba di sini HTML nya

sempat menguat tajam dan diperdagangkan di kisaran USD 107.000, mendekati rekor tertingginya di USD 109.000 yang tercapai Januari lalu.

Penguatan ini didorong oleh kombinasi beberapa faktor kunci, mulai dari masuknya dana institusional hingga ekspektasi pelonggaran kebijakan suku bunga di Amerika Serikat.

Menurut analis Reku, Fahmi Almuttaqin, tren ini sangat dipengaruhi oleh kehadiran investor besar yang memperkuat posisi Bitcoin di pasar aset digital.

 

“Masuknya investasi dari institusi besar seperti aset manager global memperkuat posisi Bitcoin di pasar, juga turut menjadi sinyal positif bagi pelaku pasar ritel untuk ikut masuk ke pasar kripto,” jelas Fahmi dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (22/5/2025).

Data dari Coinglass dan The Block menunjukkan, sepanjang Mei ini hanya dua hari di mana ETF Bitcoin spot mencatat arus keluar dana, menunjukkan dominasi tren positif.

Optimisme dari Suku Bunga dan Sentimen Makroekonomi

Data inflasi AS yang lebih rendah dari ekspektasi juga memicu harapan bahwa The Fed akan segera menurunkan suku bunga. Hal ini berpotensi melemahkan dolar AS dan mendorong investor beralih ke aset lindung nilai seperti Bitcoin, Ethereum, dan emas.

“Diturunkannya suku bunga akan cenderung memperlemah nilai dolar AS dan mendorong investor mencari aset lindung nilai alternatif seperti Bitcoin, Ethereum, dan Emas,” tambah Fahmi.

Indikator seperti Realized Capitalization dan MVRV ratio menunjukkan akumulasi besar oleh investor. Data dari Glassnode menunjukkan bahwa banyak investor membeli Bitcoin di harga tinggi dan masih memegangnya, menandakan kepercayaan pasar yang tinggi.

“Jika Bitcoin mampu bertahan di atas USD105.000 potensi breakout menuju USD 110.000 hingga USD 120.000 semakin terbuka,” kata Fahmi.

Beberapa lembaga keuangan global seperti JP Morgan dan Standard Chartered bahkan memproyeksikan harga Bitcoin bisa mencapai USD 120.000 pada akhir kuartal kedua 2025 jika sentimen pasar tetap positif.

Meski peluang kenaikan masih terbuka, investor tetap diminta waspada. Indikator RSI menunjukkan pasar mulai overbought, sehingga koreksi jangka pendek masih mungkin terjadi.

Untuk itu, strategi Dollar Cost Averaging (DCA) sangat disarankan bagi pemula. DCA memungkinkan investor membeli aset secara bertahap agar risiko bisa ditekan dan harga beli lebih rata.

“Ketika misalnya kemudian kondisi pasar sewaktu-waktu berubah, posisi portofolio investor sudah siap untuk merealisasikan keuntungan dari hasil akumulasi yang dilakukan,” pungkasnya.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.