Massa demonstrasi ojek online atau ojol meramaikan kawasan Patung Kuda di sekitaran Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Namun begitu, sebagian pengunjuk rasa malah meninggalkan lokasi.
Pantauan Liputan6.com, Selasa (20/5/2025), massa aksi awalnya terus berdatangan ke Patung Kuda. Hanya saja sekitar pukul 14.30 WIB banyak pendemo yang membubarkan diri.
Hal itu diawali adanya aksi emosional peserta demonstrasi. Orator dari atas mobil komando kemudian berupaya menertibkan.
Kemudian, massa mulai membakar flare dan ban di tengah kerumunan ojol. Mereka bersorak sambil membentangkan spanduk dan atribut lainnya.
Namun begitu, orator kemudian berteriak memerintahkan massa untuk mematikan api. Sekejap nyala api langsung padam.
Mulai dari situ, tampaknya terjadi kesalahpahaman. Massa kemudian sebagian membubarkan diri.
Orator kembali meminta massa aksi untuk kembali berdemonstrasi bersama. “Tahan dulu. Kita masih bertahan, masih berjuang. Kita menuntut keadilan di negeri ini,” teriak orator.
Hanya saja, massa dengan atribut bendera yang berjalan meninggalkan lokasi seolah tidak mendengarkan. Tidak lama, deru sepeda motor bersahutan dan terdengar semakin menjauhi lokasi aksi.
Penyebab Aksi Demo Ojol
Aksi demo ojol ini dipicu oleh ketidakpuasan para pengemudi terhadap kebijakan aplikator yang dianggap merugikan. Beberapa isu yang menjadi perhatian utama para pengemudi antara lain tarif yang tidak sesuai, sistem pembagian hasil yang tidak adil, dan kurangnya perlindungan terhadap pengemudi.
Ribuan pengemudi ojek online (ojol) mengancam akan mematikan aplikasi dan menggelar unjuk rasa besar-besaran secara serentak pada Selasa, 20 Mei 2025, sebagai bentuk protes terhadap aplikator yang diduga melanggar regulasi.
Para pengemudi berharap melalui aksi demo ojol ini, pihak aplikator dan pemerintah dapat lebih memperhatikan aspirasi mereka dan mencari solusi yang adil bagi semua pihak.