Siapa yang tak kenal Nicolas Cage? Aktor dengan gaya akting unik dan ekspresif ini telah membintangi puluhan film di sepanjang kariernya. Namun, di balik kesuksesan gemilang, terdapat beberapa film yang justru menjadi catatan kelam.
Kegagalan-kegagalan ini terjadi di berbagai periode, disebabkan oleh beragam faktor, dari pilihan skrip yang buruk hingga masalah keuangan yang memaksanya menerima proyek kurang berkualitas.
Beberapa film yang dianggap gagal secara kritis dan komersial antara lain The Wicker Man (2006), Ghost Rider (2007) dan sekuelnya, serta sederet film VOD (Video on Demand). Bahkan proyek ambisius seperti Superman Lives yang dibatalkan pun turut menambah daftar kegagalan.
The Unbearable Weight of Massive Talent (2022), meskipun mendapat ulasan positif, juga dianggap rugi secara finansial. Lalu, apa sebenarnya yang menyebabkan sederet “kegagalan” ini?
Menjaring berbagai sumber, faktor utama yang sering disebut adalah pilihan skrip. Banyak film yang dibintangi Nicolas Cage memiliki alur cerita lemah, pengembangan karakter yang buruk, dan skrip yang jauh dari kata memuaskan.
Selain itu, masalah produksi juga turut berperan. Beberapa proyek mengalami kendala selama proses produksi, sehingga berdampak pada kualitas film yang dihasilkan, bahkan ada yang sampai dibatalkan.
Salah satu faktor yang cukup signifikan adalah ekspektasi terlalu tinggi. Nama besar Nicolas Cage seringkali menjadi magnet tersendiri, namun tak selalu berbanding lurus dengan kualitas film. Terkadang, film yang ia bintangi gagal memenuhi ekspektasi penonton dan kritikus.
Faktor lain yang tak kalah penting, masalah keuangan. Nicolas Cage pernah mengakui bahwa ia terpaksa menerima peran dalam film-film yang kualitasnya kurang baik karena terimpit masalah finansial. Hal ini tentu berdampak pada pilihan film yang ia ambil, yang akhirnya berujung pada kegagalan.
Contohnya, Outcast (2010) yang dianggap sangat buruk hingga tak mendapat keuntungan dari rilis teaterikal di Amerika Serikat. Film ini dianggap menandai pergeseran karier Nicolas Cage menuju fase kurang memuaskan.
The Wicker Man (2006), remake film horor klasik, mendapat kritik pedas atas kualitas akting Nicolas Cage dan alur cerita yang dinilai buruk, sering disebut sebagai salah satu titik terendah dalam kariernya.
Meski mengalami beberapa kegagalan, Nicolas Cage tetap aktor yang produktif. Ia telah membintangi banyak film sukses secara kritis dan komersial. Kegagalan-kegagalan tersebut menjadi bagian kariernya yang panjang dan kompleks, menunjukkan bahwa perjalanan seorang aktor tak selalu mulus.
Ghost Rider (2007) dan sekuelnya, misalnya, meski menghasilkan pendapatan cukup besar, kualitasnya menuai banyak kritik. Bahkan, sebagian fans komik Marvel banyak yang protes dengan kehadiran film ini.
Meski tak semuanya, film-film VOD yang dibintanginya juga umumnya tak mendapat sambutan baik. Sebut saja Jiu Jitsu, Inconceivable, atau The Humanity Bureau. Namun, semua ini menjadi pelajaran berharga dalam kariernya yang panjang dan penuh lika-liku.
Kegagalan film-film Nicolas Cage adalah kombinasi berbagai faktor, dari kualitas skrip, masalah produksi, ekspektasi yang terlalu tinggi, dan problem keuangan seperti disebutkan tadi. Namun sejarah tak akan lupa pada pencapaian gemilang sang aktor.
Pada 2003, ia menyabet nominasi Oscar kategori Pemeran Utama Pria Terbaik dalam film Adaptation. Sewindu sebelumnya, Nicolas Cage menang Piala Oscar Pemeran Utama Pria Terbaik berkat performanya di Leaving Las Vegas. Yang ini tak mungkin terlupakan.