Iran diklaim mengancam Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan mengaktifkan serangan teror sel tidur di seluruh Amerika Serikat. Seperti dilansir NBC News dan dikutip News.com.au, ancaman ini akan dilakukan jika Trump menjatuhkan bom di target nuklir saat ia berada di G7 menurut laporan terbaru AS.
Laporan mengejutkan tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai apakah ini alasan sebenarnya Presiden AS tersebut terburu-buru membatalkan pembicaraan dengan sejumlah pemimpin dunia termasuk Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.
NBC melaporkan pada Ahad malam bahwa Iran mengirim komunike kepada Trump beberapa hari sebelum serangan mengejutkan Ahad terhadap fasilitas nuklirnya. Teheran diklaim mengancam akan mengaktifkan teror sel tidur.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa pesan tersebut sampai ke Trump melalui perantara di pertemuan puncak G7 di Kanada minggu lalu.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada Ahad bahwa pasukannya mengebom tiga situs nuklir Iran di Fordo, Natanz dan Isfahan.
AS menargetkan situs tersebut dengan enam bom penghancur bunker yang dijatuhkan di fasilitas Fordow dengan pembom siluman B-2, bersama dengan 30 serangan rudal jelajah Tomahawk yang diluncurkan dari kapal selam ke fasilitas Natanz dan Isfahan.
Serangan itu merupakan eskalasi terbaru dalam serangan militer Israel yang didukung AS terhadap Iran sejak 13 Juni, yang mendorong Teheran untuk melancarkan serangan balasan terhadap Israel.
Pihak berwenang Israel mengatakan sedikitnya 25 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka sejak saat itu akibat serangan rudal Iran.
Sementara itu, di Iran, 430 orang tewas dan lebih dari 3.500 orang luka-luka akibat serangan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Iran.