Ketua dan Wakil Ketua Amirul Hajj, yakni Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar dan Wamenag Romo Muhammad Syafi’i, bertolak ke Tanah Air dari Arab Saudi pada Selasa malam, 17 Juni 2025. Sebelum pulang, keduanya mendoakan jemaah haji Indonesia tahun ini mabrur dan bisa menjaga kemabrurannya sepanjang umur.
“Kita berdoa semuanya, mudah-mudahan jemaah haji tahun ini insya allah betul-betul berkah dan haji mabrur,” kata Nasaruddin ditemui di Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah.
Wamenag Romo Syafi’i menambahkan, “Mudah-mudahan bisa kembali ke Indonesia dengan selamat, sehat, bertemu dengan keluarga dan menjadi haji yang mabrur dan mabrurah.”
Menag mengingatkan pentingnya setiap jemaah merawat kemabruran hajinya karena kesempatan naik haji belum tentu bisa terulang lagi. Belum lagi banyak pengorbanan dan upaya dilakukan untuk bisa menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji di Tanah Suci. Itu pun masih akan diuji kembali kepada setiap individu ketika pulang ke Tanah Air.
“Apakah kita berubah karakternya atau enggak itu ditentukan kita semua,” sambungnya.
Sementara, Wamenag berharap kemabruran haji setiap jemaah bisa menambah keberkahan untuk Indonesia. “Untuk berkontribusi nyata dengan program Presiden Prabowo mewujudkan Indonesia Emas 2045,” kata Romo Syafi’i.
Di sisi lain, jemaah haji Indonesia gelombang I mulai bergerak ke Madinah secara bertahap pada hari ini, Rabu, 18 Juni 2025, pukul 06.00 WAS. Menag mengatakan semua persiapan sudah dilakukan PPIH, terutama fasilitas hotel.
“Di Madinah pun kita sudah mengecek hotelnya. Hotelnya ada dalam lingkaran inner circle-nya Madinah. Jadi, jalan kaki bisa ke Madinah (Masjid Nabawi),” kata Nasaruddin.
Jemaah akan menghabiskan waktu sekitar delapan hari sebelum kemudian terbang pulang ke Tanah Air dari Bandara Prince Mohammed bin Abdulaziz Madinah mulai 26 Juni 2025. Dalam masa tersebut, jemaah bisa memanfaatkannya untuk beribadah arbain di Masjid Nabawi.
“Saya juga mengimbau kalau jemaah yang kelelahan tidak perlu mengambil arbain, kalau memang gangguan kesehatannya ada. Lebih baik saving tenaga karena penerbangan ini ke Indonesia jauh, memerlukan waktu yang sangat panjang,” sahut Menag.
Ia juga menyebut jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat pada tahun ini lebih sedikit dari periode yang sama pada tahun lalu. Berdasarkan data Siskohat, jumlah jemaah haji yang wafat pada hari ke-48 operasional haji adalah 318 orang, turun sekitar sembilan orang dari periode yang sama pada 2024.
Sementara itu, Kepala Sektor 1 Daker Madinah PPIH Arab Saudi Djumadi Wali menyebutkan ada 18 hotel yang disiapkan untuk menampung 25.452 jemaah dari 65 kloter di Sektor 1 dengan 18 kloter tiba pada hari pertama. Waktu kedatangan jemaah di Madinah diperkirakan pukul 12 siang dan terus bergelombang hingga pukul 22 WAS.
“Jemaah yang pertama datang di antaranya dari Kloter BDJ 7 sebanyak 423 orang, akan ditempatkan di Hotel Shaza Regenzy Plaza, juga Kloter PDG 9, Hotel Taj Warid, Madinah, Rabu (18/6/2025), pukul 12.00 WAS,” ia menerangkan.
Sektor 1, kata dia, akan melayani jemaah dari enam kloter yang akan ditempatkan di akomodasi yang sudah siapkan. Masing-masing kamar hotel dilengkapi dengan kasur, kamar mandi yang dilengkapi air panas dan air dingin, air mineral, televisi, dan AC. Selain itu, pihaknya juga sudah mengantisipasi kebutuhan konsumsi, layanan transportasi, dan lainnya, seperti Siskohat, dengan berkoordinasi dengan masing-masing koordinator layanan.
“Layanan jemaah lansia dan disabilitas itu sudah kami antisipasi sedini mungkin. Termasuk juga layanan bimbingan ibadah untuk ziarah jemaah ke Raudhah, sudah kami antisipasi juga untuk penjadwalan kapan jemaah bisa masuk ke Raudhah,” imbuhnya seraya menyatakan ada lima kursi roda yang bisa digunakan jemaah yang memerlukan secara gratis.
Di sisi lain, pihaknya juga mengantisipasi kemungkinan jemaah tiba terlambat dari rencana awal. Belajar dari pengalaman lalu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Daker Madinah untuk mengevakuasi jemaah yang mungkin diturunkan di hotel atau sektor yang berbeda.
“Kalau misalnya jemaahnya tidak banyak, itu bisa kita evakuasi menggunakan mobil sektor. Tapi kalau misalnya banyak, baik jemaah maupun barang bawaan jemaah itu kita akan evakuasi menggunakan mobil coster dari Daker,” Djumadi menguraikan.
Hal lainnya adalah menyiasati pelayanan kesehatan bagi jemaah haji yang membutuhkan. Karena klinik kesehatan di sektor tidak diizinkan beroperasi, pihaknya menyiasatinya dengan membuka posko satelit. Kapanpun jemaah membutuhkan layanan kesehatan, PPIH bisa menghubungi satgas satelit yang ada di hotel.
“Kalau misalnya jemaah itu bisa diatasi di sektor, maka pelayanannya cukup di sektor. Tapi kalau ada rujukan, mereka nanti akan dikirim ke KKHI. Dan risiko terburuk kalau misalnya juga tidak bisa, tetap akan dikirim ke rumah sakit Arab Saudi,” ia menjelaskan.
“Sesuai dengan pesan Pak Menteri, kita harus bisa menjadi garda terakhir dalam memberikan kesan terbaik untuk jemaah. Harus bisa memberikan senyuman dan menyapa jemaah sebaik mungkin sehingga ada kesan dari jemaah bahwa layanan petugas itu betul-betul baik,” imbuhnya.