Dedy Nur Palakka, nama yang mungkin baru-baru ini mencuat ke permukaan, adalah seorang politikus dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menjadi perbincangan hangat di media sosial. Hal ini bermula dari cuitannya yang kontroversial mengenai mantan Presiden Joko Widodo. Namun, siapa sebenarnya Dedy Nur Palakka? Liputan6.com mencari profilnya dari berbagai sumber.
Dedy Nur Palakka lahir di Makassar pada 23 Agustus 1981. Informasi mengenai pendidikan dasarnya belum banyak tersedia, namun diketahui bahwa ia meraih gelar S2 dan S3 di bidang teknik dari Hiroshima University, Jepang. Sebelum terjun ke dunia politik, Dedy sempat berkarier di bidang kuliner, bahkan menjadi head chef di Chi Tung Restaurant, Chicago, Amerika Serikat, dari tahun 2009 hingga 2015.
Setelah kembali ke Indonesia, Dedy Nur Palakka kemudian bergabung dengan PSI dan aktif dalam kegiatan partai. Ia menjabat sebagai Ketua Biro Ideologi dan Kaderisasi DPW PSI Provinsi Bali. Dedy juga sempat mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan Bali pada Pemilu 2019 dan 2024, namun belum berhasil meraih kursi di parlemen. Meskipun demikian, ia berencana untuk kembali mencoba peruntungannya pada Pemilu 2029.
Dedy Nur Palakka merupakan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ia aktif dalam berbagai kegiatan partai dan menjabat sebagai Ketua Biro Ideologi dan Kaderisasi DPW PSI Provinsi Bali. Dalam perannya ini, Dedy bertanggung jawab untuk merumuskan ideologi partai dan melaksanakan program kaderisasi untuk anggota PSI di wilayah Bali.
Selain aktif dalam kegiatan internal partai, Dedy Nur Palakka juga mencoba peruntungannya dalam pemilihan legislatif. Ia mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan Bali pada Pemilu 2019 dan 2024. Sayangnya, dalam kedua pemilihan tersebut, Dedy belum berhasil memperoleh suara yang cukup untuk mengamankan kursi di parlemen. Meskipun demikian, Dedy tidak menyerah dan berencana untuk kembali mencalonkan diri pada Pemilu 2029 mendatang.
Sebagai seorang politikus, Dedy Nur Palakka juga aktif menggunakan media sosial sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan masyarakat dan menyampaikan gagasan-gagasannya. Ia memiliki akun X (sebelumnya Twitter) dengan username @DedynurPalakka, yang sering digunakannya untuk berinteraksi dengan pengikutnya dan menyampaikan pandangannya mengenai berbagai isu politik dan sosial.
Nama Dedy Nur Palakka menjadi sorotan publik setelah cuitannya di media sosial X (Twitter) pada 9 Juni 2025 lalu viral. Dalam cuitan tersebut, Dedy menyatakan bahwa mantan Presiden Joko Widodo memenuhi syarat untuk menjadi seorang nabi. Pernyataan ini sontak menuai berbagai reaksi dari warganet, mulai dari kritik hingga kecaman.
Cuitan kontroversial ini bermula ketika Dedy me-retweet sebuah unggahan dari akun lain yang memuji Jokowi sebagai mantan presiden yang dekat dengan rakyat. Dedy kemudian menambahkan komentarnya yang menyatakan bahwa Jokowi bahkan memenuhi syarat untuk menjadi nabi. Sontak, cuitan ini langsung memicu perdebatan dan kontroversi di kalangan pengguna media sosial.
Menyadari cuitannya telah menimbulkan kegaduhan, Dedy Nur Palakka kemudian menyampaikan permintaan maaf dan memberikan klarifikasi. Ia menekankan bahwa pernyataan tersebut merupakan pandangan pribadinya dan tidak mewakili sikap resmi dari PSI. Dedy juga menambahkan bahwa ia tidak bermaksud untuk menghina atau merendahkan agama tertentu. Permintaan maaf ini diharapkan dapat meredakan polemik yang terjadi dan mengembalikan suasana kondusif.
Selain aktif dalam kegiatan politik, Dedy Nur Palakka juga dikenal aktif di media sosial. Ia memiliki blog pribadi dengan alamat dedynur.com, yang digunakannya untuk berbagi pemikiran dan pandangannya mengenai berbagai isu. Dedy juga aktif di platform X (sebelumnya Twitter) dengan akun @DedynurPalakka, di mana ia sering berinteraksi dengan pengikutnya dan menyampaikan pendapatnya tentang berbagai topik.
Melalui media sosial, Dedy Nur Palakka berusaha untuk menjangkau masyarakat luas dan menyampaikan gagasan-gagasannya. Ia juga menggunakan platform ini untuk membangun jaringan dengan tokoh-tokoh politik dan masyarakat lainnya. Namun, aktivitasnya di media sosial juga tidak lepas dari kontroversi, seperti yang terjadi dengan cuitannya mengenai Jokowi yang sempat viral dan menuai kritik.