Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca hari ini, Rabu (4/6/2025) di wilayah Jakarta berpotensi berawan pada malam hari.
Berbeda di Rabu pagi (4/6/2025), cuaca seluruh wilayah Jakarta akan cerah dengan suhu diprakirakan 28-31 derajat Celcius dengan kelembapan udara rata-rata 65-78 persen, sedangkan kecepatan angin rata-rata 1,5-6 km/jam.
Memasuki siang hari, cuaca Jakarta semakin terik dengan suhu diprakirakan 29-32 derajat Celcius dengan kelembapan udara rata-rata 62-76 persen, sedangkan kecepatan angin rata-rata angin 1,2-8,4 km/jam, melansir Antara, Rabu (4/6/2025).
Selanjutnya pada sore hari sebagian Jakarta diprediksi masih akan cerah, kecuali Jakarta Pusat yang akan cerah berawan serta Jakarta Timur dan Jakarta Selatan akan turun hujan ringan.
Untuk suhu diprakirakan diangka 30 derajat Celcius sedangkan kelembapan udara rata-rata 68-74 persen. Kemudian untuk kecepatan angin rata-rata angin 2,2-6,8 km/jam.
Kemudian untuk malam hari, seluruh wilayah Jakarta diprediksi akan berawan dengan suhu berkisar 25-29 derajat Celcius serta kelembapan udara berkisar 74-93 persen. Lalu kecepatan angin pada malam hari berkisar pada 3,2-6,4 km/jam.
Sementara itu, pada Kamis dini hari 5 Juni 2025, Jakarta diprakirakan masih akan berawan kecuali wilayah Kepulauan Seribu yang akan cerah, dengan suhu rata-rata 24-28 derajat Celcius dengan kelembapan udara 77 – 96 persen, sedangkan kecepatan angin berkisar pada 1,3-8,5 km/jam.
Sebelumnya, apakah bulan Juni masih ada hujan? Pertanyaan ini sering muncul saat memasuki bulan yang biasanya identik dengan musim kemarau.
Menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), masih ada kemungkinan hujan pada bulan Juni. Fenomena ini dikenal dengan istilah “kemarau basah”.
Kemarau basah ditandai dengan curah hujan yang masih tinggi meski sudah memasuki musim kemarau. Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa fenomena ini merupakan kondisi cuaca yang tidak biasa.
“Fenomena ini lebih umum disebut Kemarau Basah,” kata Guswanto dikutip Rabu 28 Mei 2025 lalu.
BMKG memprediksi kemarau basah akan berlangsung hingga akhir Agustus 2025. Persentase wilayah yang terdampak diperkirakan akan terus meningkat.
Pada Juni 2025, wilayah terdampak mencapai 56,54%, kemudian meningkat menjadi 75,38% pada Juli, dan mencapai puncaknya 84,94% pada Agustus.
Setelah Agustus, Indonesia diperkirakan memasuki musim pancaroba (peralihan) hingga November, sebelum memasuki musim hujan pada Desember 2025 hingga Februari 2026.
Kemarau basah diperkirakan akan terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Beberapa daerah yang terdampak antara lain:
- Sebagian Aceh
- Sebagian besar Lampung
- Jawa bagian barat hingga tengah
- Bali
- Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
- Sebagian kecil Sulawesi
- Sebagian Papua bagian tengah
Namun, perlu dicatat bahwa persebaran hujan tidak merata. Hingga awal Juni 2025, baru sekitar 11% wilayah Indonesia yang memasuki musim kemarau, sementara wilayah lainnya masih mengalami curah hujan yang signifikan.
BMKG mencatat adanya anomali iklim tahun ini, dengan curah hujan yang masih tinggi di banyak wilayah meskipun sudah memasuki bulan Juni.
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap fenomena ini antara lain:
- Suhu permukaan laut yang lebih hangat
- Angin monsun yang aktif
- Adanya La Niña dan Indian Ocean Dipole (IOD) negatif
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem. Penting untuk mengikuti perkembangan informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG agar dapat mempersiapkan diri dengan baik.