Setia Budi Tarigan, ayah dari Christiano Pengarapenta Pengidahen Tarigan atau Christiano Tarigan, akhirnya angkat bicara mengenai kecelakaan yang menewaskan mahasiswa UGM, Argo Ericko Achfandi. Kecelakaan yang terjadi di Jalan Palagan, Sleman, Yogyakarta, pada 24 Mei 2025 tersebut melibatkan putranya sebagai pengendara mobil BMW yang menabrak Argo.
Dalam pernyataan resminya, Setia Budi menyampaikan rasa duka yang dialami oleh keluarga Argo. Dia juga menyampaikan permintaan maafnya atas kecelakaan tersebut. “Saya dan istri saya, atas nama Christiano Tarigan memohon maaf sebesar-besarnya atas peristiwa yang sama-sama tidak kita inginkan ini,” tulis Setia Budi melalui surat pernyataan yang diterima Tempo pada Ahad, 1 Juni 2025.
Setia Budi baru buka suara karena menghormati keluarga Argo yang masih berduka. Selain itu, dia juga harus mendampingi putranya yang tengah menjalani proses pemeriksaan di kepolisian. Dalam surat pernyataan itu, Setia Budi juga menyatakan putranya berkomitmen untuk menjalani proses hukum atas kecelakaan tersebut.
Dia membantah kabar di sosial media yang menyatakan dirinya menggunakan jasa sejumlah pengacara untuk mengamankan perkara ini. Dia juga membantah kabar soal putranya berada dalam pengaruh minuman beralkohol atau menggunakan narkoba saat kecelakaan itu terjadi.
Lantas, siapa sebenarnya sosok Setia Budi Tarigan, ayah dari Christiano Tarigan yang jadi tersangka dalam kasus kecelakaan yang menewaskan Argo Ericko Achfandi? Berikut rangkuman informasinya.
Siapa Setia Budi Tarigan?
Dalam profil LinkedIn pribadinya, Setia Budi Tarigan mencantumkan jika dia menjabat sebagai direktur operasional di FIFGROUP (PT Federal International Finance), anak perusahaan Astra International yang bergerak di bidang pembiayaan keuangan atau lembaga leasing.
Kariernya di perusahaan tersebut dimulai sejak 1997 sebagai internal auditor dan terus menanjak. Dia pernah menjadi manajer di cabang Pekanbaru dan Surabaya pada 2000 hingga 2005. Setahun kemudian dia dipercaya menjadi Manajer Sumber Daya Manusia FIFGROUP.
Pada 2009-2012 dia ditunjuk sebagai Kepala Divisi Sumber Daya Manusia dan Layanan umum. Karier Setia Budi semakin bersinar ketika ditunjuk menjadi Chief of Human Capital FIFGROUP pada 2012. Posisi tersebut terus dijabatnya hingga saat ini. Selain itu, saat ini dia juga merangkap jabatan sebagai Chief of Operations sejak 2016 dan Direktur Operasional sejak 2019.
Nama Setia Budi Tarigan belakangan ramai diperbincangkan di media sosial usai kecelakaan yang menewaskan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Argo Ericko Achfandi. Dia adalah ayah dari Christiano Pengarapenta Pengidahen Tarigan, pengemudi mobil BMW yang menabrak Argo.
Kini, Christiano ditetapkan sebagai dalam kecelakaan itu. Dia dijerat melanggar Pasal 310 ayat (4) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang mengatur kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan orang meninggal dunia.
Menanggapi hal itu, Setia Budi Tarigan menyatakan putranya siap bertanggung jawab atas kecelakaan yang menewaskan Argo Ericko Achfandi. Christiano dan Argo sama-sama mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) namun berbeda fakultas.
“Sebagai orang beriman dan warga negara yang taat, tentunya kami berkomitmen untuk terus menjalani proses hukum ke depannya,” ujar Setia Budi dalam pernyataan tertulisnya.
Setia Budi pun menuturkan dia mengetahui kecelakaan itu setelah Christiano menghubunginya pada Sabtu dini hari, 24 Mei 2025 pukul 01.15 WIB. Berdasarkan pengakuan Christiano, Setia Budi menyatakan putranya sempat berteriak untuk meminta tolong kepada warga sekitar untuk menyelamatkan Argo setelah kecelakaan terjadi. “Sampai dengan polisi tiba di lokasi, Christiano tetap ada di lokasi kejadian dan tidak melarikan diri,” tulis Setia Budi.